Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Israel akan Berjuang Hingga Menang Lawan AS Usai Hamas Bebaskan 2 Sandera

Judith Tai Raanan dan putrinya Natalie Shoshana Raanan, warga negara AS yang disandera oleh militan Hamas Palestina, berjalan sambil berpegangan tangan dengan Brigjen. (Purn.) Gal Hirsch, Koordinator Israel untuk Tawanan dan Orang Hilang, setelah mereka dibebaskan oleh militan, sebagai tanggapan atas upaya mediasi Qatar, dalam gambar selebaran yang diperoleh Reuters pada 20 Oktober 2023. (Foto: Pemerintah Israel/Handout via REUTERS)

Serangan Brutal

Media Palestina melaporkan pemboman besar-besaran Israel di Gaza semalam. Termasuk serangan terhadap sebuah rumah di Jabalia di Gaza utara yang menewaskan sedikitnya 19 orang.

Pesawat Israel menyerang enam rumah di Gaza utara pada Sabtu pagi. Lantas menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina dan melukai 45 orang, media Palestina melaporkan.

Namun, belum ada komentar langsung dari militer Israel.

Patriarkat Ortodoks Yerusalem, denominasi utama Kristen Palestina, mengatakan bahwa pasukan Israel telah menyerang Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza, tempat ratusan umat Kristen dan Muslim mencari perlindungan.

Israel telah memerintahkan seluruh warga sipil untuk mengevakuasi bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza.

Banyak orang yang belum pergi karena takut kehilangan segalanya dan tidak punya tempat aman untuk pergi. Sebab wilayah selatan juga diserang.

Ketika ditanya apakah Israel sejauh ini mengikuti hukum perang dalam tanggapannya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan negara itu memiliki hak untuk mempertahankan diri dan memastikan Hamas yang didukung Iran tidak dapat melancarkan serangan lagi.

“Sangat penting bahwa operasi dilakukan sesuai dengan hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan hukum perang,” beber Blinken.

“Akan ada banyak waktu untuk melakukan penilaian mengenai bagaimana operasi ini dilakukan, namun saya hanya bisa mengatakan bahwa dari pihak Amerika, hal ini tetap penting bagi kami,” jelasnya.

Kantor urusan kemanusiaan PBB mengatakan lebih dari 140.000 rumah atau hampir sepertiga dari seluruh rumah di Gaza telah rusak dan hampir 13.000 rumah hancur total.

Sehingga, perhatian internasional terfokus pada penyaluran bantuan ke Gaza melalui satu jalur akses yang tidak dikendalikan oleh Israel, yaitu penyeberangan Rafah ke Mesir. (spm/ads)