Kekerasan
Sejumlah warga Israel dan warga luar negeri lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera. Beberapa di antaranya diarak di jalan-jalan.
Kedua belah pihak mengatakan banyak perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban tewas dan terluka. Juga para kerabat yang putus asa telah mengadakan beberapa pemakaman.
Israel mengatakan pihaknya akan mengalihkan sekolah ke pembelajaran jarak jauh mulai hari Minggu (15/10/2023). Serta mengeluarkan lebih banyak senjata api kepada warga yang mempunyai izin.
Diperkirakan juga adanya kemungkinan gesekan antara mayoritas Yahudi dan minoritas Arab di tengah seruan untuk lebih banyak protes guna mendukung Gaza.
Di Tepi Barat yang diduduki Israel, penjabat gubernur Nablus Palestina, Ghassan Daghlas, mengatakan warga Palestina ditembak dan dilaporkan terluka oleh pemukim Israel.
Sedangkan di sebuah rumah sakit Israel di Ashkelon utara Gaza mengatakan rumah sakit tersebut terkena serangan roket namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Tanda lain dari krisis yang semakin meluas adalah penembakan Israel yang menghantam kota-kota di Lebanon selatan. Setelah serangan roket oleh kelompok bersenjata kuat Hizbullah.
Serangan itu merupakan kekerasan hari keempat berturut-turut di sana dan menyusul penembakan dari Suriah. Serangan darat membawa risiko bagi Israel, terutama para sandera yang ditahan di Jalur Gaza dan dikuasai secara ketat oleh Hamas.
Mereka mengancam akan mengeksekusi seorang tawanan untuk setiap serangan ke rumah tanpa peringatan.
Sumber-sumber Palestina mengatakan salah satu rumah yang terkena serangan udara Israel di Gaza semalam menewaskan tiga kerabat kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, dalang rahasia serangan itu.
Awal Mula
Diketahui, Israel menarik pemukim dan pasukannya dari Gaza pada tahun 2005 setelah 38 tahun pendudukan.
Blokade Israel sejak Hamas merebut kekuasaan di daerah kantong tersebut pada tahun 2007 telah menciptakan kondisi yang menurut warga Palestina tidak dapat ditoleransi.
Washington mengatakan pihaknya sedang berbicara dengan Israel dan Mesir tentang perjalanan yang aman bagi warga sipil dari Gaza, karena pasokan makanan terbatas.
Hussein Al-Sheikh, seorang pejabat di Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, mengatakan komunitas internasional harus segera melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan. (spm/ads)