Addameer juga melaporkan pencegahan akses terhadap perawatan medis.
“Mereka juga menutup klinik penjara, dan juga mencegah para tahanan pergi ke rumah sakit dan klinik eksternal, meskipun terdapat beberapa pasien kanker di antara para tahanan yang memerlukan perawatan berkelanjutan,” kata kelompok HAM tersebut.
“Hal yang paling berbahaya selama beberapa hari terakhir ialah serangan fisik dan perlakuan yang merendahkan martabat. Setiap orang yang ditangkap diserang,” beber dia.
Bahkan, banyak dari mereka yang anggota badan seperti badan serta tangannya patah. Mereka juga dihina dan diikat dengan borgol.
Penangkapan Kian Meningkat
Selain 4.000 warga Jalur Gaza, yang sebagian besar ditahan di kamp militer Sde Teyman, sekitar 6.000 warga Palestina juga dipenjara di penjara dan pusat penahanan Israel.
Sebanyak 5.200 orang yang dipenjara sebelum tanggal 7 Oktober sebagian besar adalah penduduk Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Namun dalam dua minggu terakhir, tentara Israel menangkap 1.070 warga Palestina lainnya dalam serangan militer semalaman di wilayah tersebut.
Selama masa tenang di bawah pendudukan militer Israel selama 56 tahun, 15-20 orang ditangkap setiap hari.
Tetapi sejak tanggal 7 Oktober, setiap hari tingkat penangkapan warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki telah meningkat hingga 120 orang, menurut para pejabat Palestina.
Penangkapan tersebut terjadi melalui serangan militer mendadak terhadap rumah-rumah warga Palestina saat fajar. Lalu penggeledahan yang memalukan terhadap anggota keluarga dan rumah mereka, perusakan properti serta harta benda, bahkan pelecehan verbal dan fisik. (spm/ads)