ANDALPOST.COM — Israel semakin meningkatkan serangan di Jalur Gaza, menggempur seluruh wilayah kantong Palestina, Jumat (8/12/2023). Alhasil menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.
Tak pelak hal tersebut membuat Amerika Serikat (AS) mengklaim Israel ingkar janji karena kian mengintensifkan serangan.
Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah menyerang lebih dari 450 sasaran di Gaza dari darat, laut dan udara selama 24 jam terakhir.
Jumlah terbesar sejak gencatan senjata gagal pekan lalu dan sekitar dua kali lipat jumlah harian yang biasanya dilaporkan sejak saat itu.
Karena sebagian besar warga Gaza kini mengungsi dan tidak dapat mengakses bantuan apa pun, rumah sakit kewalahan, dan kehabisan makanan.
Badan utama PBB di sana mengatakan bahwa masyarakat diambang kehancuran.
“Masyarakat di ambang kehancuran total dan kemampuannya untuk melindungi warga Gaza berkurang dengan cepat,” terang organisasi itu.
Warga dan militer Israel melaporkan peningkatan pertempuran di wilayah utara, tempat Israel sebelumnya mengatakan sebagian besar pasukannya telah menyelesaikan tugas mereka bulan lalu, dan di wilayah selatan tempat mereka melancarkan serangan baru minggu ini.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 350 orang tewas pada hari Kamis (7/12/2023).
Menjadikan jumlah korban tewas akibat kampanye dua bulan Israel di Gaza menjadi 17.487 orang, dengan ribuan lainnya hilang dan diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan.
Serangan lebih lanjut dilaporkan pada Jumat pagi di Khan Younis di selatan, kamp Nusseirat di tengah dan Kota Gaza di utara.
Militer Israel mengatakan 94 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Gaza sejak invasi darat ke wilayah kantong tersebut dimulai.
Seorang komandan Israel, Brigjen. Jenderal Dan Goldfuss, mengatakan dalam pesan video yang direkam di Khan Younis bahwa pasukannya bertempur dari rumah ke rumah.
Saat ia berbicara, suara tembakan terdengar di latar belakang.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan di Washington pada hari Kamis bahwa sangat penting bagi Israel untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi penduduk sipil Gaza.
“Dan masih ada kesenjangan antara niat untuk melindungi warga sipil dan hasil nyata yang kita lihat di lapangan,” katanya dalam konferensi pers.
Ketakutan dan Kelaparan
Israel memulai kampanyenya untuk menghancurkan kelompok Hamas yang menguasai Gaza setelah pejuang Hamas menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober.
Di mana menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka terpaksa mengungsi tiga atau empat kali. Mereka hanya membawa harta benda yang dapat dibawa.
Dengan pertempuran yang kini meluas di kedua bagian Jalur Gaza, warga mengatakan hampir mustahil mendapatkan perlindungan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.