ANDALPOST.COM — Israel meningkatkan pemboman di Gaza semalaman hingga Minggu (17/12/2023). Akibatnya sebanyak 40 orang menjadi korban jiwa.
Serangan brutal tersebut terjadi setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membahas mengenai pembebasan sandera.
Ia berpendapat untuk menjamin pembebasan sandera dapat dilakukan dengan memberikan tekanan militer yang kuat terhadap Hamas.
Serangan Israel terjadi di tengah pertempuran sengit di sepanjang wilayah kantong pantai tersebut, menurut penduduk dan militan.
Kondisi tersebut kian diperparah dengan komunikasi terputus selama empat hari, sehingga sulit untuk menjangkau korban luka.
“Pemadaman komunikasi di #Gaza adalah yang terlama sejak dimulainya eskalasi Israel,” kata Bulan Sabit Merah Palestina di X, seraya menambahkan bahwa timnya juga terhambat oleh serangan.
Kepala mata-mata Israel mengadakan pembicaraan dengan PM Qatar yang menjadi mediator pembebasan sandera sebelumnya sebagai imbalan atas gencatan senjata selama seminggu dan pembebasan tahanan Palestina.
Namun para militan mengatakan mereka tidak akan membahas pembebasan lagi. Tanpa adanya tanda-tanda kompromi, kekerasan pun semakin meningkat.
Serangan rudal Israel terhadap sebuah rumah milik keluarga Shehab menewaskan 24 orang dan melukai puluhan lainnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, kata radio Hamas Aqsa, mengutip direktur kementerian kesehatan.
Pejabat kesehatan tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar, namun petugas medis mengatakan puluhan orang tewas atau terluka di rumah keluarga Shebab dan rumah lain di dekatnya yang juga terkena serangan.
“Jabalia mengalami pemboman tank, udara, dan laut dalam semalam, telah mengalami perang brutal selama berhari-hari, orang-orang sekarat di jalanan dan kami tidak dapat menjangkau mereka,” katanya melalui telepon.
“Kami yakin jumlah orang yang tewas di bawah reruntuhan sangat besar, namun tidak ada cara untuk menghilangkan puing-puing dan memulihkan mereka karena intensitas tembakan Israel,” imbuhnya.
Di Deir al-Balah, Gaza tengah, petugas medis mengatakan 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Sementara di Rafah di selatan, mereka mengatakan serangan udara Israel menyebabkan sedikitnya empat orang tewas.
Israel mengatakan pihaknya beroperasi terhadap sasaran-sasaran teroris.
Sekitar 19.000 warga Palestina telah tewas, menurut pejabat kesehatan Gaza, dan ribuan lainnya terkubur di reruntuhan akibat serangan udara Israel sejak 7 Oktober.
Di sisi lain, Israel mengatakan militan Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan mendadak mereka.
Kerugian Israel
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa 121 tentara telah tewas sejak operasi darat dimulai pada 27 Oktober.
Bersamaan dengan tank dan infanteri mulai masuk ke kota-kota dan kamp-kamp pengungsi di Gaza.
Netanyahu membacakan surat pada pertemuan kabinet mingguannya pada hari Minggu yang menurutnya ditulis oleh kerabat tentara yang tewas.
“Anda mempunyai mandat untuk berjuang. Anda tidak mempunyai mandat untuk berhenti di tengah-tengah,” ia mengutip pernyataan mereka. Lalu menjawab, “kami akan berjuang sampai akhir.”
Jumlah korban jiwa sudah hampir dua kali lebih besar dibandingkan serangan darat pada tahun 2014.
Mencerminkan seberapa jauh mereka telah berhasil memasuki wilayah tersebut dan penggunaan taktik gerilya yang efektif serta perluasan persenjataan oleh Hamas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.