ANDALPOST.COM — Para pemilik saham dan juga petinggi perusahaan produsen mobil, sepeda bertenaga baterai, bus, forklift, panel surya. Lalu baterai isi ulang (termasuk untuk energi terbarukan), truk, yang berkantor pusat di Shenzhen patut berbangga atas hasil dari kerja kerasnya.
Pada Senin (28/8/2023) kemarin, BYD melaporkan kenaikan pendapatan semester pertama sebesar lebih dari 200 persen.
Banyak faktor pendukung yang menunjang kenaikan saham BYD secara drastis. Termasuk rival utamanya di pasar China yaitu Tesla yang mengecualikan China dalam penurunan harga mobil listrik.
Oleh karenanya, masyarakat China tetap memilih BYD sebagai pilihan dalam kendaraan listriknya.
Kenaikan Fantastis
BYD mengatakan, pada hari Senin bahwa laba bersih naik 205 persen menjadi $1,5 miliar (Rp 22 Triliun) dalam waktu enam bulan sejak awal tahun hingga akhir Juni. Peran Warren Buffett juga mendorong dominasi BYD di pasar China atas pasar hibrida plug-in dan bertenaga baterai.
Tidak hanya itu, kebijakan pemerintah China yang mendorong kuat industri kendaraan listrik berkembang pesat juga menjadi faktor kenapa banyak masyarakat China yang lebih memilih untuk membayar harga yang lebih mahal untuk sebuah kendaraan listrik.
Para pemain sektor kendaraan listrik pun terkena imbas dari aturan tersebut. Terkhusus BYD, pendapatan perusahaan tersebut naik 73 persen menjadi US$ 35 Miliar (Rp 74 Triliun).
Hasil tersebut, diterbitkan setelah pasar ditutup di Tiongkok pada hari Senin, mengikuti lonjakan laba bersih tahunan sebesar 400 persen pada tahun 2022.
Meskipun persaingan pada industri kendaraan listrik semakin kencang, BYD menjawab keraguan pasar internasional atas kualitasnya.
Hal ini juga menandakan peringatan terbaru bagi para produsen mobil di seluruh dunia seiring dengan BYD yang mempertajam fokusnya dalam mengekspor kendaraan listrik berbiaya rendah ke pasar luar negeri.
Tiongkok diperkirakan tahun ini pin akan menjadi eksportir mobil terbesar, menyalip Jepang.
Dikarenakan BYD, yang juga merupakan salah satu produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, memelopori gelombang ekspor kendaraan listrik Tiongkok ke Eropa dan kawasan lainnya.
Tidak hanya itu, kesuksesan BYD juga didukung oleh rantai pasokan berbiaya rendah di Tiongkok. Perusahaan yang dipimpin oleh miliarder pendiri Wang Chuanfu ini diperkirakan akan menantang grup lama. Seperti Volkswagen, yang lebih lambat dalam beralih ke kendaraan listrik.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.