Perpecahan
Kemenangan Milei, seorang ekonom berusia 53 tahun dan mantan pakar TV, telah mematahkan hegemoni dua kekuatan politik utama di kiri dan kanan.
Peronis yang mendominasi politik Argentina sejak tahun 1940 an dan oposisi utamanya, Partai Bersama untuk perubahan blok konservatif.
“Pemilu ini menandai perpecahan besar dalam sistem perwakilan politik di Argentina,” kata Julio Burdman, direktur konsultan Observatorio Electoral, menjelang pemungutan suara.
Tetapi, di sisi lain ada warga yang takut atas kemenangan Milei.
“Kebijakan Milei membuatku takut,” kata guru Susana Martinez, 42 tahun.
Milei sangat anti-aborsi, mendukung undang-undang senjata yang lebih longgar, dan mengkritik Paus Fransiskus asal Argentina.
Setelah pemungutan suara putaran pertama bulan Oktober, Milei menjalin aliansi yang tidak mudah dengan kaum konservatif. Tetapi, ia menghadapi Kongres yang sangat terfragmentasi dengan tidak ada blok mayoritas.
Artinya, Milei perlu mendapatkan dukungan dari faksi lain untuk mendorong undang-undang tersebut. Koalisi Milei juga tidak memiliki gubernur atau walikota. Sehingga, melemahkan beberapa usulannya yang lebih radikal.
Para pemilih yang sudah lama menderita cenderung kurang sabar, dan ancaman kerusuhan sosial selalu muncul ke permukaan.
Para pendukungnya mengatakan hanya ia yang bisa mencabut status quo politik dan kelesuan ekonomi akibat inflasi dan resesi.
“Milei adalah satu-satunya pilihan yang layak agar kita tidak berakhir dalam kesengsaraan,” kata Santiago Neria, seorang akuntan berusia 34 tahun. (spm/ads)