Lebih dari sepekan usai gempa besar itu berlalu, peluang untuk menemukan korban yang masih bertahan hidup di reruntuhan bangunan sangat kecil. Kendati demikian, pasien tetap berdatangan ke Rumah Sakit Al-Razi.
Salah satunya korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Namanya Abu Muhammad yang saat ini berada di bangsal Rumah Sakit tersebut.
Meski selamat, Abu harus rela kehilangan istri dan tiga dari lima anaknya dalam gempa tersebut.
“Mereka pergi ke Surga, mereka sekarang bersama Tuhan,” ucap Abu.
“Tuhan menyelamatkan ponsel saya demi mengingat mereka, jadi setidaknya saya bisa melihat foto mereka setiap kali saya merindukan mereka,” sambung dia.
Namun, ia mengaku kejadian yang dialaminya itu terasa seperti mimpi buruk.
“Saya masih tidak percaya apa yang terjadi pada saya. Terkadang saya merasa seperti mimpi buruk, mimpi buruk. Itu tidak mungkin menjadi kenyataan,” ujar Abu.
Sulitnya Distribusi Bantuan ke Suriah
Di sisi lain, puluhan ribu orang yang terkena dampak gempa tersebut terpaksa harus tinggail di gereja atau di ruang publik. Sebab mereka kehilangan rumah yang telah runtuh dan menyatu dengan tanah.
Sementara itu, pemerintah setempat mengaku distribusi bantuan ke Suriah terhambat karena sanksi ekonomi yang diberlakukan negara-negara Barat. Akibat dari tanggapan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada perang saudara selama 12 tahun di negara tersebut.
Namun, hal itu ditepis oleh Inggris, Uni Eropa (UE), dan Amerika Serikat (AS). Mereka mengatakan, perdagangan barang-barang penting dan bantuan kemanusiaan dikecualikan dari sanksi.
Meskipun ekspor pasokan medis ke Suriah tidak secara khusus disetujui, bank-bank internasional dan regional yang takut dihukum oleh otoritas Barat di masa lalu, enggan untuk menyetujui transaksi keuangan.
Padahal, warga Suriah sangat membutuhkan bantuan tersebut.
Sebelumnya diketahui, lebih dari 4.400 kematian serta 7.600 korban cedera melanda warga Suriah. Hal itu karena gempa dahsyat berkekuatan M 7,8 yang melanda Turki pada 6 Februari lalu.
Namun, kerusakan di Aleppo menjadi kerusakan terbesar di sejumlah wilayah lainnya. (spm/ads)