ANDALPOST.COM — Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza, Selasa (31/10/2023). Akibatnya sebanyak 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas menjadi korban dalam serangan tersebut.
Para pejuang medis pun berupaya untuk merawat korban, bahkan menyiapkan ruang operasi di koridor rumah sakit.
Tank-tank Israel telah aktif di Gaza setidaknya selama empat hari setelah berminggu-minggu pemboman udara. Sebagai pembalasan atas serangan militan Hamas Palestina terhadap sebagian besar warga sipil Israel pada 7 Oktober dan penyanderaan lebih dari 200 orang.
Pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan jet tempur di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah membunuh Ibrahim Biari.
“Dia sangat penting, bahkan menurut saya sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober terhadap Israel dari bagian timur laut Jalur Gaza,” kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Puluhan pejuang Hamas pun berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari dan juga tewas ketika terowongan itu runtuh saat serangan tersebut dilancarkan.
“Dan saya memahami bahwa hal ini juga menjadi alasan mengapa ada banyak laporan mengenai kerusakan tambahan dan korban di pihak non-tempur. Kami juga sedang menyelidiki hal tersebut,” katanya.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya 50 warga Palestina tewas di kamp pengungsi dan 150 lainnya luka-luka.
Juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior di sana. Lalu menyebut klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Pernyataan Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia. Di mana menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948. Ledakan tersebut meninggalkan kawah besar yang dikelilingi oleh reruntuhan bangunan beton.
Israel pun telah mengirimkan peringatan berulang kali kepada warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang mengungsi ke selatan, namun masih tetap ada yang menetap.
Krisis Kesehatan
Pembangkit listrik di kompleks Medis al Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza mati dalam beberapa jam lagi, Ashraf Al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan di Gaza mengatakan pada Selasa malam.
Ia meminta para pemilik pompa bensin di daerah kantong tersebut untuk segera menyediakan bahan bakar bagi kedua rumah sakit tersebut jika memungkinkan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.