Di Washington, sekelompok pengunjuk rasa anti-perang mengangkat tangan mereka yang berlumuran darah untuk menghentikan sidang di Kongres mengenai pemberian lebih banyak bantuan kepada Israel.
Mereka meneriakkan slogan-slogan termasuk, “Gencatan senjata sekarang!” “Lindungi anak-anak Gaza!” dan “Hentikan pendanaan genosida.” Polisi Capitol pun mengeluarkan mereka dari ruangan.
Sementara Pejabat PBB dan lembaga bantuan lainnya mengatakan warga sipil di daerah kantong Palestina yang terkepung dilanda bencana kesehatan masyarakat. Juga rumah sakit kesulitan merawat korban ketika pasokan listrik mulai berkurang.
Pasca penyerangan di Jabalia, puluhan jenazah tergeletak dalam balutan pakaian putih, berbaris di sisi Rumah Sakit Indonesia, menurut rekaman yang beredar.
Karena berkurangnya pasokan obat-obatan, pemadaman listrik, dan serangan udara atau artileri yang mengguncang gedung-gedung rumah sakit, para ahli bedah di Gaza telah bekerja siang dan malam untuk menyelamatkan pasien yang terus berdatangan.
“Kami memerlukan waktu satu jam karena kami tidak tahu kapan kami akan menerima pasien. Beberapa kali kami harus menyiapkan ruang bedah di koridor dan bahkan terkadang di ruang tunggu rumah sakit,” ucap Dr. Mohammed al-Kata Jalankan. (spm/ads)