Pemberontakan online ini pun melibatkan hingga satu juta lebih surat yang dikirimkan ke Gedung Putih atau The White House. Juga petisi pada Change.org, tentunya dengan jutaan tanda tangan.
Diketahui, proyek ini direncanakan dapat menampung hingga 600 juta barel minyak. Namun, ini akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai pasar, karena proyek ini belum dibangun.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh CNN dengan pengacara sekaligus anggota kelompok hukum lingkungan Alaska, Jeremy Lieb, menyatakan bahwa proyek ini merupakan ancaman bagi iklim.
“Ini merupakan ancaman iklim yang sangat besar dan tidak konsisten dengan janji administrasi untuk mengatasi krisis iklim,” sebut Lieb.
Selain itu, ia juga membahas mengenai adanya kekhawatiran pada fenomena Arktik yang sudah memanas dengan cepat.
Ia khawatir bahwa proyek ini akan memperparah situasi ini, bahkan dapat menghancurkan habitat spesies asli. Hingga mengubah pola migrasi hewan termasuk karibu.
Tentang Willow Project
Willow Project oleh ConocoPhillips merupakan aksi pengeboran minyak besar-besaran yang dimiliki oleh pemerintah federal.
ConocoPhillips, merupakan perusahaan berbasis energi di Houston yang selama bertahun-tahun telah mengebor minyak di Alaska.
Awalnya, persetujuan proyek ini diberikan pada 2020 lalu, oleh administrasi Trump.
Karena ini, administrasi Biden merasa kepentingan politik mereka berkaitan dengan proyek ini. Sebagai hasil dari munculnya Conoco yang telah memiliki legalitas dan penyewaan yang sah untuk melakukan aktivitas pengeboran minyak di Alaska. (ala/ads)