Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kebijakan Kerja Inggris Dinilai Belum Sepadan dengan Perkembangan AI

Kebijakan Kerja Inggris Dinilai Belum Sepadan dengan Perkembangan AI
Ilustrasi penggunaan AI di Inggris. (Sumber: Search Engine Journal)

ANDALPOST.COM – BBC dengan beberapa narasumbernya, mengumpulkan jawaban-jawaban mengenai keunggulan penggunaan AI atau artificial intelligence (kecerdasan buatan).

Namun, pemanfaatan AI atas keunggulannya di Inggris ini tidak dibarengi dengan undang-undang ketenagakerjaan.

Kongres Serikat Pekerja (TUC) mengatakan bahwa Inggris tidak memiliki rencana apa-apa, seperti contohnya pembuatan undang-undang khusus AI.

Berbeda dengan Uni Eropa, mereka telah mengatur penggunaan AI dalam proses perekrutan, pemecatan, hingga pengaturan kondisi kerja.

Atas hal ini, serikat pekerja meminta dibangunnya satuan tugas, khusus untuk merancang perlindungan hukum.

Pemerintah mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk meningkatkan dan menegakkan hak-hak pekerja.

Salah satunya adalah pihak dari Octopus Energi, perusahaan yang menyediakan energi terbarukan asal Inggris.

Ia mengatakan bahwa pelanggan perusahaan tersebut lebih menyukai email yang ditulis oleh AI, dibandingkan oleh stafnya.

Ia pun turut memuji potensi AI sebagai pemacu inovasi, produktivitas, serta membantu meningkatkan layanan pelanggan.

Di samping itu, serikat pekerja mengatakan bahwa justru mereka “sangat khawatir” bahwa undang-undang ketenagakerjaan Inggris tidak sejalan dengan revolusi AI.

Petugas kebijakan hak ketenagakerjaan di TUC, Mary Towers, mengatakan bahwa kini, AI dapat mengambil keputusan yang dapat mengubah hidup seseorang.

“Jenis keputusan yang dibuat oleh AI sangat penting dan mengubah hidup – misalnya siapa yang harus mendapatkan pekerjaan, bagaimana pekerjaan dilakukan, di mana pekerjaan itu dilakukan,” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa kurangnya undang-undang khusus AI ini berarti Inggris masih tertinggal.

“Misalnya, di UE, mereka sedang dalam proses meloloskan UU AI. Di negara ini, kami tidak memiliki yang setara,” tambahnya.

AI Lebih Disukai Daripada Manusia

Pada perusahaan energi terbarukan di Inggris, Octopus Energy, AI digunakan untuk membaca, menafsirkan, dan menjawab pertanyaan pelanggar.

Kebijakan Kerja Inggris Dinilai Belum Sepadan dengan Perkembangan AI
Perusahaan energi terbarukan asal Inggris, Octopus Energy. (Sumber Electrive)

Greg Jackson, Kepala Eksekutif Octopus Energy mengatakan bahwa perusahaan sedang melakukan pekerjaan yang seharusnya membutuhkan 250 orang tambahan.

Dia berpendapat bahwa pelanggannya terlihat lebih menyukai penulisan email hasil AI dibandingkan manusia.

“Email yang ditulis oleh anggota tim kami memiliki peringkat kepuasan 65% dari pelanggan,” katanya.

“Email yang ditulis oleh AI memiliki peringkat kepuasan 80 atau 85%. Jadi, yang dilakukan AI adalah memungkinkan tim kami melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam melayani pelanggan pada saat sangat dibutuhkan,” tuturnya.

Jackson kemudian menambahkan bahwa stafnya menggunakan dan memerintah AI untuk menulis email untuk “menghemat banyak pengetikan yang membosankan”.

Tidak hanya itu, ia juga mengingatkan meskipun penggunaan AI ini sangat mudah dan menguntungkan, kita tetap harus dapat bertanggung jawab.

“Tapi kita harus memastikan ini semua dilakukan secara bertanggung jawab. Dan kita membutuhkan pemerintah, ekonom, dan bisnis,” katanya.

“Untuk memastikan bahwa kita melakukan ini dengan meningkatkan dan menciptakan lapangan kerja, bukan menggantikannya,” lanjutnya.

Regulasi Penggunaan AI di Inggris Raya

Pemerintah Inggris Raya atau United Kingdom (UK) pada 29 Maret 2023 menerbitkan Buku Putih Regulasi AI untuk negaranya.

Kebijakan Kerja Inggris Dinilai Belum Sepadan dengan Perkembangan AI
Sekretaris Negara untuk Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi Inggris, Michelle Donelan. (Sumber: Independent UK)

Buku berisi regulasi tersebut berjudul “Kerangka kerja peraturan yang proporsional dan pro-inovasi”, untuk perancangan dalam penggunaan AI.

Atas dukungan inovasi, pengidentifikasian dan pencegahan risiko, Inggris mengklaim negaranya sebagai “negara adidaya AI”.

Dalam artikel jurnal yang berjudul “Regulasi Kecerdasan Buatan di Inggris Raya: Jalan Menuju Tata Kelola yang Baik dan Kepemimpinan Global?” dijelaskan mengenai penilaian dan pertimbangan regulasi Inggris.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.