Taiwan secara berkala mengundang delegasi dari negara lain untuk datang, kegiatan yang sedari dulu sudah ditentang oleh China berkali-kali.
Inggris sendiri diundang untuk menghadiri pertemuan di Taiwan karena hubungan mereka yang dikategorikan dekat.
Ini karena baik Inggris dan Taiwan, keduanya sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, demokrasi, aturan hukum dan hak asasi manusia.
Hubungan Inggris dan Taiwan
Di tengah ketegangaan hubungan antara China dengan Taiwan, Inggris sedang memperkuat kerja samanya dengan Taiwan dan bersumpah akan menjaga keamanan dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Sementara, semenjak Rishi Sunak menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, Inggris lebih berani lagi untuk bicara tentang Taiwan. Beda adanya dengan “era emas” hubungan Sino-Inggris pada saat David Cameron menjabat sebagai PM.
Sunak lebih bersikap mengecam perilaku asertif China di kawasan itu sekaligus mendukung Taiwan yang demokratis. Meskipun spekulasi sempat mengatakan, bahwa Sunak akan lebih lembut terhadap China.
Pada November tahun lalu, Sunak bersumpah bahwa Inggris “siap mendukung Taiwan, seperti yang kami lakukan dalam menghadapi agresi China.”
Tindakan tersebut dilatarbelakangi oleh ketakutan Inggris bahwa China akan mengubah status quo di kawasan Selat Taiwan. Seiring dengan meningkatnya kekuatan China di panggung dunia.
Alasannya antara lain ialah kedekatan Beijing dengan Moscow yang memunculkan adanya spekulasi bahwa hal yang terjadi kepada Ukraina akan sama terjadi kepada Taiwan. Ditambah lagi, kedekatan China dengan Rusia yang semakin erat. (xin/ads)