Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kementerian Pertahanan Ukraina Nyatakan ‘Keterlambatan’ Serangan Balasan, Rusia Tidak Khawatir

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa serangan balasan lambat karena ranjau Rusia dan pertahanan udara yang terbatas | Sumber: Matthias Somm/CNN

ANDALPOST.COM – Kementerian Pertahanan Ukraina, menjelaskan mengapa operasi serangan balasan yang dilakukan angkatan bersenjata Ukraina (AFU) mengalami kendala, Selasa (25/7/2023).

Diketahui, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov pada hari Senin lalu mengungkapkan alasan keterlambatan serangan balasan AFU. Khususnya, melalui angkatan daratnya.

Reznikov menyatakan bahwa, keterlambatan operasi serangan balasan AFU yang dimulai pada Juni 2023 lalu disebabkan oleh ranjau Rusia. Serta, kurangnya senjata pertahanan udara AFU.

“Ini adalah sebuah pertanyaan pertahanan udara. Ini adalah sebuah masalah (di mana) kami memiliki garis medan perang yang panjang juga,” ungkap Reznikov pada CNN.

Alhasil, menurut Reznikov, AFU sedang menghadapi jumlah ‘musuh’ dengan kuantitas yang besar di Ukraina.

Di sisi lain, pihak Rusia dilaporkan membutuhkan banyak pekerja untuk lebih mengembangkan produksi persenjataan militer mereka.

Kementerian Pertahanan Ukraina dan Kondisi Medan Perang

Seperti yang diketahui, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sempat mengakui bahwa serangan balasan AFU lebih lambat dari apa yang pihaknya duga.

Operasi serangan balasan AFU, yang ‘dipopulerkan’ di media-media negara Barat pun tidak sesuai ekspektasi. Di mana pasukan Ukraina mengalami ‘banyak’ kehilangan.

Saat di awal dua minggu akan operasi serangan balasan AFU, sekitar 20 persen dari persenjataan yang diluncurkan oleh Ukraina hancur atau rusak.

Atas hal tersebut, Reznikov menjelaskan bahwa kondisi untuk menerobos garis pertahanan pasukan Rusia ‘sangat susah’. 

Lantas hal ini disebabkan atas area ranjau-ranjau yang ditanam oleh Rusia.

Foto Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov | Sumber: BBC

Akan tetapi, meskipun serangan oleh AFU ‘lambat’, Reznikov tetap yakin dan tidak ‘cemas’ akan kondisi medan perang saat ini. Ia menyatakan, sebuah serangan balasan yang harus cepat itu adalah sebuah kesalahpahaman.

Di sisi lain, Reznikov juga sempat menjelaskan kapan Ukraina akan bergabung dengan aliansi Barat, yakni North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Menteri Pertahanan tersebut mengungkapkan bahwa Ukraina dapat bergabung dengan NATO. Setelah perang dengan Rusia selesai dengan kemenangan pihaknya.

Ia pun menyatakan pada saat ini, Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO. Sebab banyak member aliansi itu masih keberatan atas  perang yang sedang terjadi jika Ukraina bergabung.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.