Dampaknya, anak dengan pola asuh helicopter parent akan memiliki rasa percaya diri yang kurang. Tentunya, karena ia akan merasa tidak dipercaya oleh orang tuanya untuk melakukan hal-hal di luar.
Selain itu, anak juga akan sulit mengontrol emosi, karena ia jarang merasakan kegagalan dan penolakan. Saat ia menghadapi perasaan tersebut ia tidak mampu mengontrol perasaannya.
Apa yang harus Dilakukan?
Untuk menghindari hal-hal buruk di atas, ada beberapa cara untuk menghindari menjadi orang tua dengan pola asuh helicopter parent. Melansir dari empoweringparent.com:
Biarkan Anak Melakukannya Sendiri
Agar anak menjadi mandiri, jangan membantunya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sudah bisa ia lakukan sendiri.
Seperti, jangan mengikatkan tali sepatu anak yang sudah duduk di bangku TK, biarkan ia belajar mengurus dirinya sendiri. Kecuali, jika anak masih kecil dan belum mampu mengingat cara menali sepatu.
Begitu juga, dengan anak yang sudah remaja, biarkan ia bertanggung jawab atas kewajibannya sendiri.
Jangan Mengkhawatirkannya
Buang jauh-jauh ketakutan atas kegagalan anak. Percayalah bahwa anak memiliki cara untuk melewati semua tantangannya.
Apabila dia gagal, cukup kuatkan dan motivasi dia untuk bangkit kembali. Ini akan membentuk mental anak yang tangguh dan berani mencoba hal-hal baru.
Jangan Terlalu Fokus pada Anak
Jangan berusaha memenuhi semua kebutuhan anak.
Jika orang tua terus memenuhi apa yang diinginkan anak, maka anak akan malas belajar memenuhi keinginannya sendiri. Jadi biarkan anak mencari fungsi dirinya di dunia ini. (ima/fau)