Lebih lanjut, melalui kunjungan tersebut, diharapkan menjadi langkah pertama untuk mempelajari sistem kesehatan di Indonesia. Terlebih lagi, supaya dapat diterjemahkan dalam suatu kebijakan dan diimplementasikan dengan baik di Ghana.
Selain itu, terdapat pula harapan terhadap berbagai potensi kerja sama untuk bisa diidentifikasi sesuai kebutuhan. Sehingga kedepannya, dapat ditindaklanjuti oleh kedua negara.
Delegasi Ghana Melakukan Kunjungan ke PT Biofarma
PT Biofarma di Bandung, Jawa Barat menjadi salah satu tujuan kunjungan bilateral secara khusus oleh Delegasi Kemenkes Ghana.
Biofarma sendiri merupakan produsen vaksin dalam negeri yang telah mampu memproduksi vaksin dalam jumlah besar.
Vaksin yang diproduksi ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri, salah satunya negara-negara di Afrika.
Adapun tujuan kunjungan Ghana ke Indonesia adalah untuk menjajaki potensi kerja sama bidang kesehatan. Terutama dalam bidang vaksin.
Sementara itu, Kepala Departemen Corporate Communication Bio Farma, Iwan Setiawan mengatakan, bahwa pihaknya ingin melakukan benchmarking terkait penyediaan, produksi, hingga distribusi vaksin.
Iwan Setiawan juga menjelaskan, Ghana memiliki ketertarikan yang besar untuk menjajaki kerja sama dengan Biofarma. Hal ini karena sebelumnya vaksin-vaksin produksi Biofarma sudah dikirim dan digunakan di negara Ghana.
“Sudah banyak produk kita yang dipakai di sana. Kita ada Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan vaksin untuk pertusis, tapi tidak langsung, harus lewat UNICEF,” kata Kepala Departemen Corporate Communication Bio Farma itu.
Dalam pelaksanaannya, Delegasi Kemenkes Ghana juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan transfer teknologi vaksin dalam upaya penjajakan kerja sama tersebut.
Dikatakan Iwan, terdapat wacana terkait transfer teknologi. Ini membuat pihaknya sangat terbuka dengan siapapun untuk transfer teknologi.
Dalam hal ini, pihaknya juga siap berkolaborasi dengan pihak penyedia fasilitas apabila memang sesuai dan sejalan dalam pelaksanaannya.
Diketahui, industri vaksin memiliki persyaratan yang tinggi. Sehingga fasilitas yang disediakan juga harus mumpuni karena hal tersebut sangat penting.
“Kalau sudah siap, kita siap transfer teknologi, kalau memang mereka punya fasilitas yang sama dengan kita, artinya sudah ada fasilitas untuk diaplikasikan,” tutur Iwan Setiawan. (rnh/ads)