Cerita yang diangkat oleh pertunjukan wayang hip-hop mengulas kehidupan sehari-hari anak muda dengan menggunakan bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan Jawa.
Dialog Disampaikan dengan Bahasa Internasional
Selain itu dialog yang disampaikan juga menggunakan beberapa bahasa internasional, sehingga mampu melakukan komunikasi dengan penonton dan membawa suasana yang tidak membosankan.
Pada saat diwawancara oleh personil Jikustik melalui channel YouTube Jikustik Official, Ki Benyek mengatakan, “memang harus dimulai wayang hip-hop itu. Kalau saya melihat seni-seni tradisi yang lain, seperti tari dan ketoprak secara perkembangannya sudah mengikuti tren. Misalkan tari kontemporer dan ketoprak dikemas secara sinema”.
“Saya melihat dunia pewayangan seperti dilepas kepalanya tapi masih dipegang buntutnya. Membawakan wayang yang sangat berat jika sudah dilabeli adiluhung. Namun, seni tradisi dan pertunjukan itu harus berkembang dan dinamis, tidak bisa seni pertunjukan itu dielus-elus saja” tutur dalang asal Bantul itu.
Pertunjukan Wayang Hip Hop menunjukkan adanya kegelisahan perubahan kebudayaan di tengah kehidupan sosial masyarakat Yogyakarta yang dinamis.
Wayang Hip Hop sendiri memiliki tujuan tidak terlepas dari esensi musik hip hop yaitu musik yang menggunakan lirik-lirik menggelitik dan mengkritik tajam mengenai kondisi realitas sosial yang terjadi di masyarakat.
(IAP/FAU)