ANDALPOST.COM – Selama dua minggu ke depan, peserta dari seluruh dunia, termasuk perwakilan dari pemerintah, dan PBB. Serta masyarakat sipil, kelompok pemuda, juga aktivis akan hadir di pertemuan andal CSW67.
Selama dua minggu ke depan, pertemuan yang diselenggarakan oleh komisi PBB itu akan menyoroti bagaimana kesetaraan gender. Lalu pemberdayaan dan pembangunan berkelanjutan dapat dicapai di era digital.
CSW67 juga berfokus pada kekerasan online dan bahaya lain yang dihadapi perempuan dan anak perempuan. Serta kebutuhan akan pendidikan berkualitas di era informasi.
Ketua CSW67, Mathu Joyini dalam pidato sambutannya mengatakan, kendati teknologi digital mengubah masyarakat dengan cepat, mereka juga menimbulkan tantangan baru atas kesetaraan gender.
Joyini pun menyampaikan, bahwa diskriminasi berbasis gender adalah masalah sistemik yang telah terjalin ke dalam jalinan kehidupan politik, sosial dan ekonomi. Begitu pula sektor teknologi.
“Namun, ini diperparah ketika Anda mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi dan memperburuk diskriminasi yang melekat ini,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menyebut perhelatan CSW67 tercipta lantaran kemajuan dalam hak-hak perempuan menghilang. Termasuk di negara-negara seperti Afghanistan, di mana perempuan dan anak perempuan pada dasarnya telah dihapus dari kehidupan publik.
“Wanita & anak perempuan tidak akan dibungkam. Tuntutan mereka akan hak & kebebasan mereka bergema di seluruh dunia. Di CSW67 hari ini saya berkata dengan lantang dan jelas bahwa PBB berdiri bersama wanita dan gadis di seluruh dunia,” tulis Guterres di akun Twitternya, Selasa (7/3).
Guterres juga menyebut tahun ini PBB fokus pada kesenjangan gender dalam teknologi dan inovasi.
“Fokus Anda tahun ini untuk menutup kesenjangan gender dalam teknologi dan inovasi sangat tepat waktu. Karena saat teknologi melaju ke depan, perempuan dan anak perempuan tertinggal,” terangnya.
“Matematikanya sederhana: tanpa wawasan dan kreativitas separuh dunia, sains dan teknologi hanya akan memenuhi separuh potensinya,” imbuh Guterres.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.