Hinaan di Dunia Maya
Sebuah laporan dari Pusat Penanggulangan Kebencian Digital (CCDH) dan Kampanye HAM tahun lalu menemukan lonjakan 406 persen cercaan terhadap LGBTQ.
Data CCDH itu mencakup Mei 2021 hingga Mei 2023.
Ilan Meyer, seorang sarjana UCLA yang merupakan pakar terkemuka tentang pemicu stres kesehatan mental LGBTQ menyebut sangat menakutkan melihat hinaan terhadap kaum tersebut.
Terlebih muncul narasi bahwa kaum gay akan menyakiti anak-anak.
“Jika Anda memberi tahu orang-orang bahwa suatu kelompok akan menyakiti anak-anak Anda. Itu memberi mereka izin untuk melakukan kekerasan,” beber Meyer.
Sementara itu, Joel Day, direktur penelitian di Universitas Princeton yang melacak kekerasan politik secara nasional. Ia memperingatkan pembuktian hinaan secara online maupun offline itu sangat sulit.
“Membuktikan kausalitas antara serangan online dan offline itu sulit,” kata Joel Day.
“Sebuah undang-undang yang kontra LGBTS dapat meningkatkan obrolan online, sehingga memungkinkan peningkatan hinaan,” sambungnya.
Kimberly Balsam, seorang profesor psikologi dan peneliti yang berfokus pada LGBTQ di Universitas Palo Alto mengatakan dampak dari hinaan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kaum itu.
“Efek berbahaya dari serangan online dan offline tidak dapat dipisahkan,” kata Balsam. (spm/fau)