AS-Korsel Justru Meningkatkan Pertahanan
Seperti diketahui, AS dan Korsel telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ancaman militer dan nuklir dari Korut.
Pasalnya, Pyongyang telah melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun 2022 saat meningkatkan kampanye modernisasi militer.
Bahkan, dalam pekan ini, Korut telah menguji rudal balistik jarak pendek dan rudal jelajah strategis dari kapal selam.
Sementara itu, AS dan Korsel mengumumkan akan memulai latihan pendaratan amfibi skala besar Ssangyong mulai 20 Maret. Dengan 40 Marinir Inggris yang juga ambil bagian.
Seperti Freedom Shield, latihan amfibi telah ditangguhkan sejak 2018 sebagai bagian dari upaya untuk membuat kemajuan dalam denuklirisasi Korut.
“Pelatihan yang akan datang akan menunjukkan keinginan aliansi Korea Selatan-AS untuk mewujudkan perdamaian melalui kekuatan dan kami akan lebih memperkuat postur pertahanan gabungan untuk mempertahankan Korea Selatan,” kata Komandan Korps Marinir Kim Gye-hwan.
Latihan lanjutan kemungkinan lebih banyak tes senjata dari Korut yang mengklai latihan semacam itu sebagai tanda permusuhan AS dan Korsel.
Namun, uji coba rudal balistik yang dilakukan Korut sebenarnya telah dilarang oleh Dewan Keamanan PBB.
Sayangnya, Korut justru mengabaikan larangan tersebut.
Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu malah menembakkan rudal monster Hwasong-17.
Senjata itu diyakini memiliki jangkauan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir ke target manapun di AS.
Hwasong-17 pertama kali diuji pada Maret 2022 lalu sekaligus menandai peluncuran ICBM pertama Korea Utara sejak 2017.
Beberapa analis mengatakan tampaknya ada beberapa modifikasi senjata sejak saat itu. (spm/ads)