Pemuda China Mengunggah di Media Sosial
Para pemuda China bahkan sudah tidak segan mengunggah potret dirinya sedang membakar kemenyan di media sosial. Ini adalah upaya mereka dalam meningkatkan prospek mereka. “Antara maju dan bekerja, saya memilih dupa,” adalah salah satu slogan populer.
Slogan tersebut mencerminkan keinginan besar pemuda China untuk berdoa demi peningkatan kualitas diri. Mereka juga memilih keputusan tersebut karena ingin menjauhi tradisi-tradisi kuno China.
Ini telah dikaitkan dengan neijuan, atau “involusi”, istilah yang digunakan untuk menggambarkan tekanan kuat yang dirasakan oleh kaum muda di China, di mana berusaha lebih sering terasa sia-sia.
Pernak-pernik ala Buddha juga semakin populer. Pada bulan Januari, kuil Lama, biara Buddha terbesar di Beijing, mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak mengizinkan platform pihak ketiga untuk menjual gelang kuil Lama, bertentangan dengan klaim beberapa vendor online.
Selama ini, China dikenal sebagai negara yang mayoritas penduduknya atheis. Tapi kini, para masyarakat mulai meninggalkan budaya kuno tersebut dengan memilih ajaran-ajaran agama.
Prof Emily Baum dari University of California, Irvine, yang mempelajari sejarah Tiongkok modern, mengatakan: “Di Tiongkok, yang memiliki sejarah panjang pemujaan leluhur, kaum muda mungkin pergi ke kuil untuk meninggalkan persembahan bagi kerabat yang telah meninggal dengan harapan mendapat bantuan. di masa depan.” (paa/rge)