Sementara, negara tersebut memproduksi sekitar 450 kg padi per 0,16 hektar, pesaingnya India dan Vietnam menghasilkan rata-rata 800 kg hingga 900 kg.
“Ini menunjukkan bahwa biaya produksi per unit kami lebih mahal daripada mereka. Jika kita tidak melakukan apa-apa dengan sektor produksi kita, kita akan secara bertahap menurun dalam hal kapasitas ekspor,” ungkap Chookiat.
“Industri beras kita akan semakin lemah karena pesaing kita semakin kuat dengan varietas padi hasil tinggi. Belum lagi rasa dan penampilan, yang terus mereka kembangkan,” tutup Chookiat.
Penelitian Padi
Sementara itu, para peneliti mengembangan penelitian dengan menanam berbagai macam padi di stasiun penelitian Ruam Jai Pattana Kwam Roo, Greater Bangkok.
Penelitian itu dilakukan guna menghasilkan spesies padi baru bagi petani Thailand.
“Sebagian besar dari kami adalah anak-anak petani, yang telah mempelajari pertanian dan pertanian padi,” ungkap Wuttichai Taengthong, seorang manajer proyek di stasiun penelitian swasta di Pathum Thani.
“Kami ingin membantu petani untuk memiliki karir yang aman dan berkelanjutan. Para peneliti berharap, eksperimen tersebut dapat berkembang menjadi komoditas ekspor dan membantu menghasilkan lebih banyak pendapatan bagi petani beras,” ujarnya.
Wuttichai menambahkan bahwa tujuan utama dari penelitian itu adalah mencapai hasil yang tinggi terlebih kualitas produksi rata-rata Thailand masih cukup rendah.
Beras Thailand dikenal memiliki kualitas baik di seluruh dunia. Sayangnya, untuk bersaing di perdagangan beras global, masih perlu inovasi besar. (spm/fau)