Bulan lalu, Evergrande mengungkapkan bahwa pada tahun 2021 dan 2022 mereka mengalami kerugian total sebesar 581,9 miliar yuan.
Awal bulan ini, Country Garden, yang juga merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Tiongkok, memperingatkan bahwa mereka mungkin mengalami kerugian hingga $7,6 miliar (£6 miliar) dalam enam bulan pertama tahun ini.
Lembaga pemeringkat Moody’s pun menurunkan peringkat perusahaan tersebut, dengan alasan meningkatnya risiko likuiditas dan pembiayaan kembali.
Industri real estat Tiongkok memang terguncang ketika peraturan baru untuk mengontrol jumlah uang yang dapat dipinjam oleh perusahaan real estat besar diberlakukan pada tahun 2020.
Bahkan Evergrande, yang pernah menjadi pengembang terlaris di Tiongkok, memiliki utang lebih dari $300 miliar. Seiring dengan ekspansi agresifnya menjadi salah satu perusahaan terbesar di Tiongkok.
Perusahaan tersebut melewatkan tenggat waktu penting pada tahun 2021 karena gagal melakukan pembayaran bunga atas pinjaman internasional sekitar $1,2 miliar.
Meskipun begitu, Evergrande telah berupaya untuk menegosiasikan kembali perjanjiannya dengan kreditor setelah gagal membayar utang. (paa/ads)