Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Kunjungan Blinken ke China, Akankah Bawa Perubahan Baik bagi Hubungan Kedua Negara?

Antony Blinken dan Qin Gang berjabat tangan. (Foto: Twitter)

Para pejabat dan analis AS berharap kunjungan Blinken akan membuka jalan bagi lebih banyak pertemuan bilateral antara Washington dan Beijing dalam beberapa bulan mendatang. Termasuk kemungkinan perjalanan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo.

Selain itu, diharapkan adanya pertemuan antara Xi dan Biden di KTT multilateral di akhir tahun.

Berbicara dengan wartawan pada Minggu (18/6/2023), Biden mengatakan, kepemimpinan China tidak tahu banyak tentang di mana balon itu berada atau apa fungsinya. Sambil menambahkan, ia berharap dapat segera bertemu dengan Xi Jinping.

“Saya berharap, selama beberapa bulan ke depan, saya akan bertemu dengan Xi lagi dan berbicara tentang perbedaan yang kita miliki, tetapi juga bagaimana menghadapi perbedaan tersebut,” tutur Biden.

Biden dan Xi mengadakan pembicaraan tatap muka pertama yang telah lama ditunggu-tunggu di sela-sela pertemuan puncak Kelompok 20 ekonomi besar pada bulan November di pulau Bali, Indonesia. Mereka terlibat dalam pembicaraan blak-blakan mengenai Taiwan dan Korea Utara.

Kala itu, keduanya juga berjanji akan melakukan komunikasi lebih intens daripada sebelumnya.

Bersitegang

Hubungan antara AS dan China memang kian memburuk. Sehingga meningkatkan kekhawatiran terjadinya bentrok secara militer atas Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

Mereka juga berselisih tentang masalah mulai dari perdagangan, upaya AS untuk menahan industri semikonduktor China. Serta rekam jejak hak asasi manusia Beijing.

Kunjungan Blinken juga akan diikuti oleh seluruh dunia karena setiap eskalasi antara negara adidaya dapat berdampak di seluruh dunia. Mulai dari pasar keuangan hingga rute dan praktik perdagangan serta rantai pasokan global.

“Ada pengakuan dari kedua belah pihak bahwa kita memang perlu memiliki saluran komunikasi tingkat senior,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.

“Bahwa kita berada pada titik penting dalam hubungan di mana saya pikir mengurangi risiko adalah hal utama serta menghentikan perselisihan dalam hubungan, adalah sesuatu yang penting,” jelasnya. (spm/ads)