ANDALPOST.COM — Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi ke Amerika Serikat (AS) menghasilkan peluang investasi. Lalu kesepakatan pertahanan, dan lowongan pekerjaan baru.
Sejumlah terobosan baru tersebut sekaligus membantu Modi dalam mendapatkan momentum penting menjelang pemilihan umum India pada tahun depan.
Banyak pengamat mengatakan, basisnya sekarang dihidupkan kembali, dengan para pendukung memuji perjalanan Modi ke AS.
Terlebih, lawatan tersebut memang menjadi kunjungan kenegaraan pertama dengan statusnya sebagai PM.
Acara seremonial seperti makan malam kenegaraan dan pidatonya di Kongres AS yang biasanya diperuntukkan bagi mitra terdekat Washington, semakin menunjukkan status India di bawah Modi telah mencapai level baru.
“Setiap pemimpin yang memeluk Modi Modi sebenarnya merupakan dukungan,” kata Mukhopadhyay, penulis Narendra Modi: The Man, The Times.
“Dan karena hari ini, kita hidup di era dimana pengertian orang tentang sejarah sangat singkat, tampaknya tidak pernah ada pemimpin India seperti ini di mana pun di dunia,” imbuhnya.
Pertanyaan Terkait Diskriminasi Terhadap Minoritas
Banyak yang melihat kunjungan kenegaraan itu sebagai pembenaran rekornya sebagai Ketua Menteri Gujarat. Ketika visanya ditolak oleh pejabat AS karena dugaan keterlibatannya dalam kerusuhan sektarian yang mematikan pada tahun 2002 silam.
Tetapi, pertanyaan tentang hak-hak minoritas dan kemunduran demokrasi di negara terpadat di dunia itu kembali mencuat selama kunjungan Modi ke AS.
Sekitar 70 anggota parlemen AS menulis surat kepada Presiden Joe Biden dalam upaya menekan pemerintahannya untuk membahas masalah Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Modi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.