Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Menteri Luar Negeri Rusia Sebut Amerika Bias dan Pentingkan Diri

Menteri Luar Negeri Rusia Sebut Amerika Bias dan Pentingkan Diri
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan sifat AS yang bias | Sumber: Kementerian Luar Negeri Rusia/AFP

ANDALPOST.COM – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) akan selalu bersikap bias dan mementingkan keuntungannya sendiri, Senin (26/06/2023).

Dalam wawancara dengan salah satu media milik Rusia, yakni RT, Lavrov sempat menyampaikan terkait ‘kemunafikan’ AS. Khususnya, dalam isu ‘pemberontakan’ singkat dari perusahaan militer swasta (PMC) Wagner Group.

Alhasil, Menlu Rusia itu menyebutkan jika AS terfokus pada kepentingan mereka sendiri, daripada prinsip-prinsip yang mereka pernah sebutkan sebelumnya.

Selain itu, AS menurut Lavrov dilihat mendukung segala pemberontakan atau kudeta, jika tindakan itu menguntungkan AS, mau di mana pun itu berada.

Pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov

Seiring dengan kasus ‘pemberontakan’ oleh Wagner Group, sebuah perusahaan militer swasta yang dipimpin oleh Evgeny Prigozhin, yang juga terlibat dalam perang di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov sempat menyatakan berbagai hal akan keterlibatan AS secara tidak langsung dan tanggapannya terkait pemberontakan yang terjadi.

Pertama, Lavrov menyatakan bahwa AS selalu siap dalam situasi apapun untuk mengambil keuntungan. Meskipun hal tersebut melanggar prinsip dan nilai AS.

Contohnya, beberapa media dari AS klaim bahwa pemerintah AS memilih untuk menunda sanksi yang akan dilakukan untuk Wagner, setelah PMC itu kudeta di Rusia.

Menteri Luar Negeri Rusia Sebut Amerika Bias dan Pentingkan Diri
Lavrov ketika sedang diwawancarai oleh RT, media milik Rusia | Sumber: RT

Akan tetapi, menurut laporan berita dari media-media AS tersebut, pemerintah AS ingin tidak terlihat memihak Presiden Rusia, Putin saat terjadi pemberontakan oleh Wagner. Menlu Rusia itu pun melihat hal lain.

“Itu adalah bukti lain yang mendukung, bahwa posisi AS tergantung pada apa yang ia inginkan dari setiap aktor. Mau itu dalam arena internasional, atau dalam suatu negara,” ungkap Lavrov.

“AS telah berkali-kali menunjukkan bias dan kepentingan pribadi terkait konflik di Ukraina. Mereka yang ingin berperang melawan Rusia, menggunakan tangan Ukraina,” lanjut Menlu Rusia tersebut.

Alhasil, menurut Lavrov, AS yang ingin implementasi “tatanan berbasis hukum” (rules-based order) mereka, sebenarnya hanya merupakan mekanisme kepentingan AS.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.