ANDALPOST.COM — Utusan Dewan Keamanan PBB, yang berdiri di perbatasan Gaza, telah menyampaikan pesan yang kuat mengenai perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung selama kunjungan mereka baru-baru ini ke wilayah tersebut.
Delegasi yang dipimpin oleh duta besar Ekuador untuk PBB, Jose De La Gasca, dan Duta Besar UEA, Lana Nusseibeh menyaksikan secara langsung situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza. Juga mendorong seruan mendesak untuk tindakan segera.
Apalagi pada pekan lalu mayoritas negara anggota PBB mendukung gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas ketika kondisi mengerikan memburuk bagi 2,3 juta penduduk Gaza.
Para utusan, yang berkumpul di sisi Mesir dari perbatasan Rafah, titik masuk penting untuk bantuan ke Gaza, diberi pengarahan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
De La Gasca, yang tampak tersentuh oleh apa yang ia saksikan, menggambarkan situasinya sebagai “bahkan lebih buruk daripada apa yang bisa diucapkan dengan kata-kata.”
Ia juga menekankan penderitaan yang tak terbayangkan yang dialami oleh rakyat Gaza.
Duta Besar Nusseibeh menyoroti krisis multifaset, menyatakan bahwa warga Gaza menyerah pada kekurangan gizi, sistem medis yang runtuh. Juga kekurangan air dan makanan yang parah, dan dampak langsung dari konflik.
Yang mengejutkan, para utusan mengetahui bahwa korban sipil merupakan bagian signifikan dari keseluruhan kematian. Serta menggarisbawahi jumlah korban yang tidak proporsional pada non-kombatan.
Kunjungan itu, yang diselenggarakan oleh Uni Emirat Arab dan Mesir, berlangsung di tengah krisis kemanusiaan yang semakin dalam di Gaza.
Bantuan kemanusiaan yang terbatas dan pengiriman bahan bakar sporadis berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.
Josep Borrell, diplomat top Uni Eropa, menyebut situasi itu sebagai “bencana” dan “apokaliptik”.
Di mana menekankan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditimbulkannya kepada masyarakat internasional.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.