Komposer lagu Glory to Hong Kong hingga saat ini masih belum diketahui identitasnya. Namun, kemunculan lagu ini mendapatkan penerimaan keras dari masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari kompaknya masyarakat dalam menyerukan lagu ini pada saat protes pro-demokrasi yang terjadi di tahun 2019.
Dengan memuat lirik “sekarang fajar, bebaskan Hong Kong kami; dalam nafas yang sama, revolusi zaman kita”, makna yang tersirat memberikan gambaran untuk memberikan perubahaan dan pembebasan bagi masyarakat. Dimana hal ini, tentunya merupakan suatu bentuk penghinaan kepada RRC karena Hong Kong yang masih menjadi bagian dari China.
Hal inilah yang pada akhirnya membuat pemerintah turun tangan, dimana penyebaran lagu tersebut-pun dinyatakan illegal oleh kehakiman Hong Kong termasuk penyiaran secara online.
Diketahui, bahwa terdapat 32 video Glory to Hong Kong yang tersebar di platform Youtube dalam bahasa Inggris, Belanda dan Jepang.
Penyalahgunaan Lagu Kebangsaan
Lagu Glory to Hong Kong disalahgunakan sebagai lagu kebangsaan ketika pertandingan Hoki yang berlangsung pada bulan februari lalu.
Yang dimana ketika pertandingan antara Hong Kong dan Iran dilaksanakan, lagu yang dikumandangkan oleh rakyat Hong Kong bukanlah lagu kebangsaan China “March of the Volunteers”, melainkan lagu milik para demonstrans-lah yang dinyanyikan. Lagu ini terdengar setelah tim hong Kong berhasil mengalahkan Iran.
Setelah insiden tersebut teguran keras langsung dilayangkan kepada Asosiasi Hoki Hong Kong. Dimana, Asosiasi tersebut diminta memperbarui pedoman serta memboikot tim dari proses pemberian penghargaan. Sehingga, pihak penyelenggara pun menyetujui untuk tidak akan memutar lagu tersebut selama proses berjalannya acara.
Selain itu lagu tersebut juga pernah disalahgunakan dalam sebuah turnamen rugby yang diselenggarakan di korea selatan pada Bulan November tahun lalu. (ben/rge)