Hizbullah mengklaim telah kehilangan 50 pejuangnya dalam pertempuran tersebut, dan Israel mengatakan enam tentaranya juga tewas.
“Kami melihat peningkatan yang terus meningkat setiap beberapa hari. Ini adalah pola yang stabil,” kata Slim.
“Trennya sudah terlihat jelas, namun sejauh ini, hal tersebut tampaknya tidak lepas kendali,” sambungnya.
Sementara itu, pejuang Palestina yang berbasis di Lebanon juga meningkatkan serangannya.
Pada tanggal 29 Oktober, kelompok Palestina Hamas mengatakan para pejuangnya menembakkan roket dari Lebanon. Sementara kelompok bersenjata Palestina lainnya juga mengaku bertanggung jawab atas peluncuran bahan peledak ke Israel utara.
Keterlibatan pejuang Palestina memungkinkan Hizbullah untuk mengklaim penyangkalan yang masuk akal jika pasukannya melintasi garis merah Israel.
Termasuk membunuh warga sipil atau menyerang kota-kota berpenduduk. Tetapi serangan-serangan yang dipimpin Palestina adalah sumber ketegangan di Lebanon.
Kelompok-kelompok seperti Organisasi Pembebasan Palestina memainkan peran penting dalam perang saudara yang berlangsung selama 15 tahun di Lebanon sebelum mereka diusir pada tahun 1982.
“Ini adalah risiko yang telah diperhitungkan oleh pihak (Hizbullah),” kata Slim tentang kolaborasi longgar kelompok tersebut dengan para pejuang Palestina. (spm/ads)