Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Lunar Flaslight NASA Alami Kendala Saat Misi ke Bulan

Senter Bulan NASA melakukan manuver koreksi lintasan dengan Bulan dan Bumi di latar belakang. Didukung oleh empat pendorong satelit kecil, manuver diperlukan untuk mencapai orbit bulan. (Sumber: NASA/JPL-Caltech)

ANDALPOST.COM – Lunar Flashlight NASA mengalami kendala saat misi perjalanannya ke Bulan, Jumat (13/1/2023).

Lunar Flashlight memiliki misi yang mencirikan sistem propulsi hijau terbaru serta mengembangkan rencana modifikasi untuk perjalanan satelit seukuran tas ke Bulan.

Misi Lunar Flashlight berhasil diluncurkan pada 11 Desember 2022 lalu, guna memulai perjalanan selama empat bulan ke Bulan.

Dalam misi tersebut, satelit kecil atau SmallSat juga akan menguji beberapa teknologi baru yang bertujuan untuk mencari permukaan es tersembunyi di selatan Bulan.

Lebih lanjut, dalam prosesnya, SmallSat dikabarkan dalam kondisi baik. Hal ini diungkap oleh Deep Space Network NASA.

Kendala

Kendati begitu, tiga dari empat pendorong Lunar Flashlight justru mengalami kendala. Alhasil, NASA tengah berjuang melawan pendorong yang mengalami kerusakan tersebut.

“Sementara SmallSat sebagian besar sehat dan berkomunikasi dengan Deep Space Network NASA, tim operasi misi telah menemukan bahwa tiga dari empat pendorongnya berkinerja buruk,” tulis NASA.

“Berdasarkan pengujian di darat, tim berpikir bahwa kinerja yang kurang baik mungkin disebabkan oleh penghalang di saluran bahan bakar yang mungkin membatasi aliran propelan ke pendorong,” imbuhnya.

Kendala yang dialami Lunar Flashlight tersebut pertama kali diketahui karena adanya penurunan daya dorong selama tiga hari setelah peluncuran.

Pihak NASA pun tengah berkoordinasi untuk menganalisis serta menemukan solusi yang memungkinkan guna memperbaiki penurunan dorong itu.

Selama pelayarannya, sistem propulsi Lunar Flashlight telah beroperasi untuk pulsa durasi pendek hingga beberapa detik setiap kali. 

Rencana Pengoperasian Pendorong

Sehingga, tim NASA berencana untuk mengoperasikan pendorong guna jangka waktu yang lebih panjang.

Diharapkan, langkah tersebut dapat menghilangkan potensi penghalang saluran bahan bakar pendorong sambil melakukan manuver koreksi lintasan. Hal ini nantinya yang akan menjaga SmallSat di jalur untuk mencapai orbit yang direncanakan.

Namun, jika sistem propulsi tidak dapat kembali ke performa yang baik, tim misi bakal merancang upaya alternatifnya. Mereka butuh menyelesaikan manuver tersebut menggunakan sistem propulsi dengan kemampuan daya dorong berkurang saat ini.

Lunar Flashlight perlu melakukan manuver koreksi lintasan harian mulai awal Februari untuk mencapai orbit bulan. Terhitung sekitar empat bulan dari sekarang.

Menukik rendah di atas permukaan Bulan, SmallSat yang seukuran tas kerja akan menggunakan reflektometer laser baru untuk mendeteksi permukaan es. Laser ini terdiri dari empat laser inframerah guna menyinari kawah gelap permanen di Kutub Selatan Bulan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Lunar Flashlight akan menggunakan orbit halo dekat bujursangkar yang hemat energi. Benda itu akan berada dalam jarak 9 mil (15 kilometer) dari Kutub Selatan bulan dan 43.000 mil (70.000 kilometer) jauh pada titik terjauhnya.

Tak hanya Lunar Flashlight, pesawat ruang angkasa lainnya yaitu Cislunar Autonomous Positioning System Technology Operations and Navigation Experiment (CAPSTONE) NASA juga menggunakan orbit serupa.

CAPSTONE diluncurkan pada Juni 2022 ke orbit halo hampir bujursangkar yang berbeda dan direncanakan akan tiba Gateway. Namun sayangnya CAPSTONE juga mengalami kendala serupa, yakni kesulitan untuk melakukan perjalanannya ke Bulan.

Hal ini kemudian membuat beberapa tim NASA yang membantu SmallSat untuk mencapai orbit dalam menangani masalah pendorong Lunar Flashlight.

Dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, Lunar Flashlight adalah pesawat ruang angkasa antarplanet pertama yang menggunakan propelan “hijau” jenis baru, yang disebut Advanced Spacecraft Energetic Non-Toxic (ASCENT).

Kecanggihan tersebut diklaim lebih aman untuk diangkut dan disimpan daripada yang biasa digunakan yaitu propelan seperti hidrazin.

(SPM/MIC)