ANDALPOST.COM – Menurut mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada Selasa (04/07/2023), konsep Malaysia multirasial yang diperkenalkan oleh pihak-pihak tertentu dalam pemerintahan federal mirip dengan gagasan slogan “Malaysia Malaysia”.
Slogan itu diperkenalkan oleh mendiang Lee Kuan Yew ketika Singapura masih menjadi bagian dari negara tersebut.
Mahathir juga mengatakan bahwa Malaysia yang multirasial akan mengikis hak-hak orang Melayu dan membuat mereka “miskin”.
Dia menambahkan pernyataannya sehari sebelumnya bahwa mempromosikan Malaysia yang multiras adalah inkonstitusional. Pasalnya, konstitusi federal tidak pernah menyebutkan bahwa Malaysia adalah multiras.
Pernyataannya dilihat sebagai pukulan terselubung pada pemerintah kesatuan saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Postingan Mahathir
Dalam postingan Facebooknya pada hari Selasa, Mahathir mengatakan bahwa Partai Aksi Demokratik (Democratic Action Party/DAP) yang berbasis di China—dengan dukungan Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Parti Amanah Negara (Amanah)—telah memperkenalkan konsep yang melihat Malaysia sebagai negara multirasial.
Ketiganya adalah partai komponen dalam koalisi Pakatan Harapan.
“Di negara multiras, tidak ada perbedaan standar antara orang Melayu yang asli, dan pendatang serta keturunannya,” tulis Mahathir.
Dia menekankan bahwa gagasan “Malaysia Malaysia” bukanlah hal baru dan telah diupayakan oleh pemimpin Partai Aksi Rakyat saat itu, Lee Kuan Yew.
Sebelumnya, Mahathir juga mengatakan bahwa upaya serupa dilakukan oleh Inggris selama Uni Malaya.
Dia mengatakan bahwa “Malaysia Malaysia” akan menyebabkan erosi tanah Melayu.
“Negara Melayu perlu diubah menjadi negara multiras (untuk menjadikan) Malaysia Malaysia,” sebutnya.
“Bumi Melayu akan dihilangkan dan diganti dengan negara multiras (yaitu) Malaysia Malaysia,” imbuh Mahathir.
Mahathir juga menyinggung tentang bagaimana hak-hak Melayu akan terkikis karena multirasialisme, mengklaim bahwa orang Melayu akan menjadi miskin dan sebagian besar tanah mereka akan dijual kepada imigran kaya.
Pemerintah juga akan menjual tanahnya ke “entitas kaya” lain yang sebagian besar bukan berbasis Melayu, ujarnya.
“Akhirnya, pemerintah Malaysia tidak akan bisa dipengaruhi orang Melayu. Kami melihat di daerah-daerah yang tidak lagi diperintah oleh orang Melayu, orang Melayu mengalami nasib buruk,” ucap Mahathir.
Namun, Mahathir membantah bahwa dia berusaha menakut-nakuti orang Melayu di tengah upaya mempromosikan Malaysia yang multiras.
Banyak orang Melayu berpikir Malaysia multiras hanya akan menghasilkan keadilan ras dalam politik, tetapi mereka tidak melihat perubahan lain yang akan terjadi, katanya.
“Kami telah melihat dan dapat mempelajari apa yang terjadi pada tanah Melayu lain yang kini dimiliki oleh orang non-Melayu,” tambahnya.
“Lihat dan catat. Mereka yang tidak melihatnya akan menjadi korban yang sudah punah,” tutupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.