“Itu Bukan Kami”
Mark Galeotti, kepala konsultan Mayak Intelligence yang berbasis di London, mengatakan kelompok-kelompok militan itu mencakup berbagai perspektif politik yang disatukan oleh keinginan untuk melihat kejatuhan Putin.
“Tetapi pada saat yang sama, kita harus menyadari bahwa ini bukanlah pasukan independen. Mereka dikendalikan oleh intelijen militer Ukraina. Mereka bergantung pada Ukraina untuk senjata dan dukungan,” ungkap Galeotti.
Kyiv secara terbuka menyangkal bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kendati beberapa penyangkalannya dilontarkan dengan ironi untuk meniru bantahan Rusia di masa lalu terkait peran dalam gerakan separatis di Ukraina.
“Kyiv tidak ada hubungannya dengan itu”, beber penasihat Presidem Ukraina, Mykhailo Podolyak.
“Seperti yang Anda ketahui, tank dijual di toko militer Rusia mana pun, dan kelompok gerilya bawah tanah terdiri dari warga negara Rusia,” katanya.
Moskow yang menggambarkan invasinya ke Ukraina tahun lalu sebagai respons terhadap ancaman keamanan dari Kyiv pun, mengungkapkan para penyerang adalah penyabotase Ukraina.
Berusaha mengalihkan perhatian dari perebutan Rusia atas kota Bakhmut tiga hari lalu usai pertempuran darat paling berdarah di Eropa sejak Perang Dunia II.
“Ini sekali lagi menegaskan bahwa militan Ukraina melanjutkan aktivitas mereka melawan negara kami. Ini membutuhkan banyak upaya dari kami, dan upaya ini terus berlanjut,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Ditanya tentang laporan bahwa para penyerang adalah etnis Rusia, Peskov justru menyatakan mereka ialah pejuang Ukraina.
“Mereka adalah pejuang Ukraina dari Ukraina. Ada banyak etnis Rusia yang tinggal di Ukraina. Tapi mereka masih militan Ukraina,” imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.