Dalam aksi protes tersebut, mereka meneriakkan slogan-slogan dan mengutuk penghinaan atas kitab suci umat Muslim itu.
Demonstran meluapkan kemarahan mereka atas aksi penghinaan yang didukung oleh pemerintah Eropa di bawah dalil kebebasan berbicara.
Para pengunjuk rasa menyebut kejadian itu sebagai tindakan provokasi serius terhadap lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia.
Sehingga, mereka dengan meminta otoritas Eropa untuk mengakhiri permusuhan terhadap kaum Muslim.
Insiden keji yang menimbulkan banyak kecaman itu dilakukan bermula saat seorang politisi Eropa dengan sengaja merobek salinan Al-Qur’an di kota Den Haag.
Pembakaran kitab suci umat Islam tersebut oleh Edwin Wagensveld.
Keduanya melakukan tindakan tersebut usai mendapat izin dari otoritas Swedia. Bahkan, mereka juga menyediakan polisi untuk berjaga guna memastikan tidak ada orang yang mencegahnya.
Tindakan itu sontak menuai kecaman serta kutukan dari umat Islam di banyak negara, termasuk Pakistan, Iran, Turki, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. Negara-negara ini menyebut aksi tersebut sangat provokatif. (SPM/FAU)