Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Media Milik Pemerintah Rusia Sebut Strategi Blitzkrieg Ukraina Gagal

Media Milik Pemerintah Rusia Sebut Strategi Blitzkrieg Ukraina Gagal
Ilustrasi pertahanan Ukraina dalam melawan Rusia. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM — Media milik pemerintah Rusia, yakni RT menerbitkan laporan terkait bagaimana Ukraina ‘gagal’ dalam penyerangan ‘cepat’ mereka. Lalu mengenai kondisi garis pertempuran serangan balasan yang dilakukan oleh Ukraina, Jumat (30/06/2023).

Diketahui, Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), sempat melakukan sebuah serangan balasan, yang sudah direncanakan dari awal tahun 2023, terhadap garis pertahanan Rusia.

Dilaporkan, pada 04 Juni lalu, AFU sedang mencoba untuk maju di sektor-sektor area selatan wilayah Zaporozhye. Juga bagian barat Donetsk People’s Republic (DPR).

Alhasil, strategi ‘blitzkrieg’ (serangan kilat), seperti yang dilaporkan oleh RT, tidak terlalu efektif dan AFU pun mengakui. Jika serangan balasan yang dilakukan ‘lebih lama’ daripada yang dikira.

Pada akhir Juni 2023, RT pun melaporkan bahwa AFU hanya dapat menangkap sebanyak delapan desa. Serta tidak dapat mencapai pertahanan utama pasukan Rusia.

Kondisi Wilayah Zaporozhye (Ukraina)

Diketahui, kondisi garis pertempuran di wilayah Zaporozhye, dan bagian barat DPR telah terbentuk sejak musim semi 2022 lalu. 

Pada saat itu, pasukan Rusia dapat menggabungkan unit-unit Crimea mereka, yang mengambil kota Tokmak dan Pologi, dengan unit-unit Donbass.

Akan tetapi, pada 2022 lalu, pasukan Rusia tidak sukses dalam mendekati Zaporozhye, dan mengambil kota Gulyai-Pole. Serta Orekhov yang merupakan basis AFU.

Walaupun tidak dapat mendekati Zaporozhye, RT menjelaskan bagaimana prestasi militer pasukan Rusia saat musim semi dan musim panas lalu sangat penting.

Ilustrasi kondisi garis pertempuran wilayah Zaporozhye sampai dengan 30 Juni | Sumber: RT

Pertama, diketahui Rusia telah mengambil jalan tol Crimea sampai Melitopol. Lalu Mariupol sampai Rostovskaya. Alhasil, Crimea dapat lebih mudah terhubung dengan Rusia.

Selain itu, atas kendali wilayah sekitar jalan tol tersebut, hal itu mendorong terciptanya suatu buffer zone pasukan Rusia di sekitar Crimea. 

Itu pun menyebabkan AFU untuk mundur dari area Laut Azov (Sea of Azov).

Alhasil pasukan Rusia pun dapat menciptakan satu garis pertempuran dari mulut Sungai Dnieper (Dnieper River) ke perbatasan Rusia.

Akan tetapi, jika serangan AFU berhasil dilakukan, pasukan Rusia dapat terbagi menjadi dua bagian. AFU pun dapat memblokir pasukan Rusia di Donbass, dan menghasilkan ancaman untuk Crimea, termasuk Sevastopol.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.