ANDALPOST.COM – RT, sebuah jaringan televisi milik pemerintah Rusia, menerbitkan kondisi dan prediksi mereka terkait konflik di Ukraina, Senin (05/06/2023).
Melalui laporan mereka, RT menjelaskan terkait perkembangan perang yang sedang terjadi di Ukraina.
Serta, dengan analisis mengenai strategi kedua Rusia dan Ukraina, dan berbagai prediksi pertempuran yang akan terjadi pada musim panas ini.
Alhasil, dengan analisis RT, kondisi konflik pun dapat diketahui dari sisi Rusia yang memperlihatkan berbagai poin-poin utama kecemasan mereka dalam konflik ini.
Strategi Rusia
Pada awal laporan, RT sempat menyebutkan strategi kedua negara Rusia dan Ukraina dalam konflik mereka di Eropa tersebut.
Pertama, mereka sebut bahwa Rusia sendiri akan tetap untuk mengandalkan doktrin superior firepower (kekuatan artileri), meskipun terdapat kekurangan amunisi untuk ini.
Meskipun demikian, pemerintah Rusia tetap ‘optimis’ dalam melanjutkan perang ini, jika terpaksa dilakukan.
Akan tetapi, Rusia dilaporkan khawatir akan jatuhnya korban jiwa saat perang, khususnya tentara Rusia yang sedang melawan pasukan Ukraina. Alhasil, ini pun berdampak pada kondisi politik domestik negara tersebut, terkait ‘pemilu’ yang akan diadakan tahun depan.
Lalu, untuk strategi dalam pertempuran, Rusia sendiri diprediksi akan menggunakan taktik yang serupa dengan pertempuran di kota Bakhmut (Artyomovsk).
Yakni, memancing tentara Ukraina (AFU) untuk bertempur di area yang terbatas, dan menggunakan kekuatan artileri untuk melumpuhkan kapabilitas serangan mereka.
Selanjutnya, tidak lupa untuk peran angkatan udara Rusia dalam konflik ini. Mereka diketahui, dapat menyerang berbagai pertahanan udara Ukraina selama perang.
Misalnya, seperti sistem pertahanan rudal Patriot yang dipasok oleh NATO (aliansi militer negara barat) untuk Ukraina.
Selain itu, angkatan udara Rusia juga dilaporkan telah mencegah pasukan AFU untuk melakukan serangan, dengan menghancurkan infrastruktur militer milik Ukraina. Yakni, di sekitar area Slavyansk sampai Dzerzhinsk.
Strategi Ukraina
Di sisi lain, untuk pasukan Ukraina sendiri, mereka dilaporkan masih memiliki cadangan sumber daya manusia, yang dapat dipanggil dalam angkatan bersenjata mereka.
Akan tetapi, RT menyebutkan bahwa pihak Ukraina, dengan pendukung negara-negara barat mereka tidak ‘mendukung’ sebuah perang yang berkelanjutan lama. Ini tentunya atas alasan, kelelahan alami, pemilu, dan faktor ekonomi yang akan terjadi.
Lalu, untuk strategi pertempuran Ukraina sendiri, dilaporkan negara itu menggunakan kelompok-kelompok ‘kecil’ yang dapat melakukan serangan secara cepat. Ini digunakan, untuk melelahkan pasukan Rusia pada garis depan pertempuran.
Tentunya, jika AFU berhasil melakukan strategi itu dengan efektif, pasukan Rusia terpaksa akan mundur dari lokasi-lokasi strategis mereka. Misalnya, seperti pertempuran-pertempuran yang terjadi di area Kharkov pada September 2022 lalu.
Tidak lupa, Ukraina juga menerima bantuan persenjataan dari negara-negara barat, termasuk NATO dan Amerika Serikat (AS). Salah satu contohnya adalah, seperti sistem pertahanan udara Patriot, yang sempat disebut sebelumnya.