Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Membaca Arah Peta Politik Niluh Djelantik Pasca Hengkang dari Partai Nasdem

Eks politisi Nasdem Niluh Djelantik. (Sumber: Kanal Bali)

ANDALPOST.COM – Efek domino terjadi setelah Nasdem menentukan sikap dengan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon Capres di Pemilu 2024 mendatang. Ini membuat salah satu nama besar partai Nasdem di Bali yakni Niluh Djelantik mengundurkan diri dari partai tersebut.

Disinyalir jika hal ini terjadi lantaran sosok Niluh punya ideologi yang bersebrangan dengan Anies Baswedan.

Mengingat 2017 silam Niluh dalam pengalamannya di Pilkada DKI Jakarta dirinya mendukung sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Niluh mengatakan jika aroma Nasdem memberikan suara kepada Anies sudah tercium sejak Juni silam.

Anies menjadi satu dari tiga nama yang sebelumnya bakal di dukung Nasdem di Capres 2024 mendatang.

“Hingga kemudian di Juni ada Rakernas (Partai Nasdem) yang menyodorkan tiga calon. Jenderal Andika Perkasa, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan,” ujar Niluh Djelantik pada Oktober lalu.

Awalnya Niluh masih tak masalah dan menilainya bakal calon Capres dengan pikiran objektif. Pasalnya setiap pasangan punya kelebihan masing-masing.

“Terlepas dari pandangan saya terhadap Anies Baswedan, keputusan partai adalah keputusan kolektif sesuai aspirasi masing-masing DPW (Dewan Pengurus Wilayah). Dan itu harus kita hormati,” imbuhnya.

Setelah diputuskan pada 3 Oktober lalu, Nasdem menyatakan dukungannya kepada Anies yang bertolak belakang dari harapannya. Oleh karena itu Niluh memegang prinsipnya untuk lebih baik hengkang dari pada mengkampanyekan bekas musuhnya di 2017 lalu.

“Kalaupun ada yang mempertanyakan, mengolok-ngolok, saya tidak masalah. Dan akhirnya momentum itu datang di tanggal 3 Oktober 2022 kemarin. Partai Nasdem mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pilihan mereka di 2024,” tegasnya.

Niluh mengaku jika keputusan meninggalkan Nasdem adalah jalan yang dipilihnya. Oleh karena itu dirinya tidak menyalahkan Nasdem dan tetap menghormati mantan partainya tersebut.

“Jadi saya tidak ada masalah dengan Nasdem. Partai itu rumah yang mulia dan indah,” ungkapnya.

Bagi Niluh, luka lama bukanlah Anies seorang yang patut disalahkan. Melainkan orang-orang yang kala itu menjadi tim kampanye Anies lah yang mencoba untuk melakukan polarisasi isu agama.

Hal ini merupakan cara-cara yang tidak disukai oleh Niluh yang merasa rentan kalau hal tersebut bisa kembali dilakukan Nasdem di Pemilu 2024 mendatang.

Memang dalam hal tersebut tidak sepenuhnya menjadi salah dari Anies, tetapi menurutnya saat itu dirinya terkesan menikmati keuntungan dari isu tersebut.

“Cuma saya tidak bisa terima cara-cara politik yang dijalankan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu,” tegasnya.

“Mungkin bukan dia tetapi dia (terkesan) menikmati momen itu,” pungkasnya.

Lantas skenario apa yang akan digunakan Niluh Djelantik di Pemilu 2024 nanti?

Keluar dari partai tentu tidak membuat Niluh Djelantik menghentikan karir politiknya begitu saja.

Terbaru pada hari ini, Sabtu (24/12/2022) Niluh Djelantik sudah ancang-ancang dan bakal memutuskan melenggang melalui jalur independen.

Hal ini cukup diluar dugaan, alih-alih mencari rumah baru Niluh telah menemui KPU Bali untuk menyerahkan syarat minimal pemilihan bakal calon Anggota DPD Pemilu 2024.

“Syarat minimal KTP yang harus dikumpulkan untuk maju menjadi calon DPD RI Bali melalui sebanyak 2000 KTP dari 5 Kabupaten/kota. Tapi hari ini saya menyerahkan 2888 KTP masyarakat Bali dari 9 Kabupaten/kota,” katanya pada Sabtu, (24/12/2022).

Kedatangan Niluh juga bersama para simpatisan pada pukul 14.00 WITA dan langsung menemui Ketua KPU Bali I Dewa Gede Agung Lidartawan.

“Saya akan menggunakan semua kekuatan untuk memperjuangkan kesejahteraan dan hak masyarakat Bali di pusat,” kata pengusaha sepatu ini.

(PAM/MIC)