ANDALPOST.COM – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sampaikan keinginannya untuk nilai perdagangan Korea Selatan dengan Indonesia dapat melampaui neraca dagang Korsel dengan Vietnam.
Seperti yang diketahui, Vietnam merupakan negara pesaing Indonesia di bidang industri kawasan ASEAN.
Diyakini bahwa peningkatan perdagangan ini dapat meningkat seiring dengan masuknya Hyundai Motor yang membangun pabrik mobil listrik hingga baterai di Indonesia.
Zulkifli menyampaikan bahwa sejauh ini, nilai perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan baru mencapai 24,5 miliar dolar Amerika Serikat.
Sementara, nilai perdagangan Korea Selatan dengan Vietnam tembus hingga 78 miliar dolar Amerika Serikat.
Dalam kunjungannya ke pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi pada Selasa (11/7/2023), Zulkifli mengatakan adanya pekerjaan lebih agar volume perdagangan bisa lebih besar.
“Kita bandingkan Indonesia-Korea dengan Korea-Vietnam itu baru sepertiganya. Dubes dan saya dan yang lain akan bekerja keras agar volume perdagangan bisa lebih besar dari Korsel dengan Vietnam,” tuturnya.
Strategi Tingkatkan Nilai Perdagangan Indonesia-Korsel
Ia kemudian menuturkan strateginya supaya nilai perdagangan kedua negara tersebut meningkat, dengan menarik aliran investasi di Korea Selatan, agar masuk ke Indonesia.
Salah satu upaya dari rencananya adalah melalui Hyundai yang sejak 2019, telah membangun pabrik kendaraan listriknya di Indonesia, dan mulai beroperasi pada 2021.
Tidak hanya itu, Hyundai juga sedang dalam proses untuk pembangunan pabrik battery cell dan battery pack.
Pembangunan pabrik ini dilakukan untuk melengkapi ekosistem mobil listrik, dengan nilai investasi mencapai hingga 1,5 miliar dolar Amerika Serikat.
Zulkifli menyampaikan pendapatnya bahwa jika saja Indonesia sudah mampu dalam membangun ekosistem mobil listrik secara penuh, neraca perdagangan akan meningkat.
Meningkatnya neraca perdagangan ini adalah karena adanya peluang untuk mengekspor produk kendaraan listrik akan terbuka, termasuk ke Korea Selatan.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya dapat menjadi penggerak ekspor mobil listrik untuk dunia, maka itu pusatnya harus di sini, bukan negara lain.
“Indonesia bisa menjadi motor penggerak ekspor mobil listrik untuk dunia. (Ekspor) ke dunia, tapi kita berharap pusatnya di sini, jangan di Vietnam, Thailand, kita bersaing,” ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.