ANDALPOST.COM – Kepolisian Indonesia mengalami penurunan elektabilitas sebagai lembaga negara yang menjalankan tugasnya kepada masyarakat.
Rentetan kasus yang melibatkan lembaga negara ini menjadi pemicu menurunya kepercayaan tersebut.
Tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu tragedi sepak bola yang memberikan luka mendalam bagi setiap warga negara Indonesia bahkan dunia. Ratusan orang meninggal dunia pada malam itu yang didasari tindakan penembakan gas air mata oleh para petugas keamanan.
Kemudian, kasus narkotika juga menjadi penyulut kepercayaan masyarakat kepada kepolisian. Kasus narkotika ini berkaitan dengan temuan anggota kepolisian yang terbukti positif narkoba.
Serta dengan, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Teddy Minahasa atas tuduhan narkoba, hanya beberapa hari setelah ia ditunjuk menggantikan Inspektur Jenderal Nico Afinta.
Lalu, perkara Kepala Divisi Urusan Dalam Negeri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo juga turut menjadi daftar kasus yang berdampak buruk pada elektabilitas kepolisian.
Kasus yang begitu rumit dan berbelit-belit ini memberikan kesan pada masyarakat profesionalitas para pihak penegak hukum yang kurang mumpuni.
Kasus-kasus Kepolisian Lain
Kasus Sambo semakin diperparah dengan dipecatnya Brigjen Hendra Kurniawan, mantan Kepala Biro Keamanan Dalam Negeri. Itu karena berusaha menghalangi penyelidikan pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, yang ditembak mati di kediaman Sambo pada 8 Juli lalu.
Melansir dari asiatimes.com, Manto Adiputra, Wakil Direktur Kelompok Hak Asasi Imparsial memberikan tanggapannya pada kasus Sambo yang kian rumit ini.
“Ini adalah ujian tidak hanya untuk polisi tetapi juga untuk Kejaksaan Agung dan pengadilan,” kata Manto.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.