Selain itu, menurut Ryan, negara-negara kreditur AS dan korporasi global yang memegang surat utang AS (obligasi pemerintah AS). Mereka sepakat untuk merestrukturisasi kewajiban utang AS, sehingga tidak terjadi default.
“Jadi, lupakan soal default AS, karena negara ini sudah teruji dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya,” kata Ryan.
Alhasil, masalah ini juga ternyata sudah terjadi beberapa kali di beberapa negara. Antara lain seperti di Meksiko, Argentina, Rusia, Islandia, Yunani, Zimbabwe dan beberapa negara lainnya.
Default di Meksiko
Diketahui, Meksiko sendiri pernah dilaporkan default atau gagal bayar utang pada 1994 lalu.
Saat ini, mata uang negara tersebut, yaitu Peso mengalami devaluasi terhadap dollar AS sebesar 15 persen.
Diduga, devaluasi tersebut kemudian memicu pelarian investor asing yang dengan cepat menarik modal dan menjual saham, saat Bursa Efek Meksiko menukik.
Dengan itu, dampak dari krisis keuangan inilah yang membuat Meksiko mengalami kesulitan membayarkan tagihan utang. (paa/adk)