Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Mengenal Nwokuha, Pemungut Pajak Bak Preman di Nigeria

Petugas pengumpul pajak di Nigeria. (Sumber: Matt Stephenson/CC-BY-NC-SA via Devex)

Nwokuha Buka Suara

Nwokuha mengatakan bahwa justru apa yang ia lakukan merupakan hal baik dan dalam hal ini, ia memainkan peran positif.

Karena menurutnya, ia merangkap sebagai petugas lalu lintas yang menyelesaikan perselisihan dalam bisnis taksi yang kejam.

“Jika ada perkelahian di antara pengemudi, saya akan menyelesaikannya,” kata Nwokuha.

Dari pengakuannya, sebelum para pengemudi berangkat, pria dengan tulisan “gugus tugas” yang tertera di rompinya, menerima 20% dari tarif penumpang.

Kemudian, sambil menunjuk tanda yang bertuliskan “dilarang parkir” yang dicat dengan warna polisi, Nwokuha mengatakan, “taksi tidak diizinkan beroperasi di sini.”

Namun, ternyata mereka tetap dapat diberikan izin beroperasi, asalkan mau membayar kepada masyarakat.

“Tapi jika mereka mau, makan mereka harus membayar kepada masyarakat,” katanya.

Lantas pernah terjadi peristiwa ketika seorang pengemudi menolak untuk membayar, kaca spion samping atau lampu belakang mereka dirusak, atau bahkan plat nomornya dilepas.

Nwokuha mengaku, bahwa jika mereka berani melawan, mereka mungkin akan merasakan tongkat kayu kapten tersebut yang dapat meretakkan tengkorak mereka.

Dewan Lokal Nigeria yang Tidak Berfungsi

Nwokuha menyatakan, bahwa ia melakukan pekerjaan yang seharusnya merupakan tugas pegawai dewan lokal.

Meskipun Nigeria memiliki 780 dewan lokal, kebanyakan dari mereka justru hampir tidak berfungsi.

Maka itu, kekosongan-kekosongan tersebut diisi oleh orang-orang seperti Nwokuha. Atau bahkan hampir semua orang yang dapat membuat penghalang jalan dan menegakkan otoritas mereka.

Paling umum, mereka berada di bagian selatan Nigeria yang lebih kaya. Termasuk di jalan raya tempat pengumpulan pajak, yang dilakukan atas nama beberapa pemerintah negara bagian. (ala/ads)