Bisakah Reaktor Meleleh?
Diketahui, Air yang ‘bertekanan’ digunakan untuk memindahkan panas dari reaktor bahkan ketika reaktor dimatikan.
Lalu, air yang dipompa juga digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir bekas yang dikeluarkan dari reaktor.
Jika listrik padam, dan sistem tambahan seperti 20 generator diesel (yang memiliki cukup solar untuk 10 hari) gagal menjaga reaktor tetap dingin.
Maka, dengan itu, bahan bakar dapat meleleh dan kelongsong zirkonium dapat melepaskan hidrogen.
Apa yang Terjadi jika Reaktor Meleleh?
Seandainya, jika reaktor meleleh, kehancuran bahan bakar akan sangat panas untuk beberapa waktu, bahkan usai reaktor dimatikan.
Hal itu, dapat memicu kebakaran atau ledakan yang dapat melepaskan gumpalan radionuklida ke udara. Di mana radionuklida dapat tersebar di area yang luas.
Sama halnya, saat terjadi kecelakaan Chernobyl tahun 1986 yang menyebarkan Iodine-131, Caesium-134, dan Strontium-90. Serta, Caesium-137 di bagian utara Ukraina, Belarusia, Rusia, Eropa utara dan tengah.
Akibat insiden tersebut, hampir 8,4 juta orang di Belarus, Rusia dan Ukraina terpapar radiasi, menurut PBB. Terdapat juga, sekitar 50 kematian yang secara langsung dikaitkan dengan bencana itu.
Diketahui, ada banyak sekali bukti bahwa dampak kesehatan dari bencana Chornobyl, jauh lebih serius daripada yang disajikan ke publik.
Bahkan, kasus kanker tiroid pada anak-anak di Belarusia, Rusia, dan Ukraina meningkat setelah kecelakaan itu.
Selain itu, juga ada gangguan lainnya, seperti endokrin, anemia, dan penyakit pernapasan yang jauh lebih tinggi di antara anak-anak di daerah yang terkontaminasi.
Bagaimana dengan Bahan Bakar Bekas?
Selain reaktor, di lokasi juga terdapat fasilitas penyimpanan bahan bakar bekas kering untuk rakitan bahan bakar nuklir bekas.
Fasilitas itu, dilengkapi juga dengan kolam bahan bakar bekas di setiap lokasi reaktor yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir bekas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.