Tanggapan Para Peneliti
Melihat bagaimana tren tersebut berkembang di China, para peneliti juga memberikan tanggapan mereka atas apa yang sedang terjadi saat ini.
Li Fengliang, seorang profesor di Universitas Tsinghua, percaya bahwa “Tang Ping adalah sikap yang sangat tidak bertanggung jawab. Tidak hanya mengecewakan orang tua sendiri, tetapi juga mengecewakan jutaan pembayar pajak.
“Orang masih dapat mencapai mobilitas sosial keatas melalui persaingan,” ungkapnya.
Sementara itu, pada sisi yang berlawanan, Huang Ping, seorang profesor dari Departemen China Universitas Normal China Timur, percaya bahwa “Tang Ping” adalah cara bagi kaum muda untuk melepaskan beban.
Di mana, etika orang tidak dapat mengejar perkembangan masyarakat yang terdistorsi (seperti meningkatnya perumahan harga), “berbaring datar” adalah pilihan yang paling rasional.
Tentunya tren tersebut dapat menuai sebuah pro dan kontra dalam menanggapinya. Di mana, fenomena tersebut tentunya akan memberikan dampak signifikan khususnya pada tenaga kerja di China.
Ditunjukan oleh hasil terbaru dari sensus nasional ketujuh China, mengatakan bahwa populasi usia kerja China menyumbang 63,35% dari total populasi. Serta tingkat pertumbuhan populasi tahunan rata-rata adalah 0,53%, meningkat sebesar 119,7%;
Selain itu, dari segi PDB pada kuartal pertama tahun tahun ini juga meningkat sebesar 18,3%. Hal di atas mencerminkan pertumbuhan populasi domestik yang berkelanjutan.
Meskipun tren ini terus kian berkembang pada masyarakat China, khususnya para generasi muda, China bukanlah masyarakat berhasrat rendah.
Bahkan ekonomi China masih memiliki banyak ruang untuk adanya persaingan. (ben/ads)