“Penurunan karena adanya konsolidasi (pemadatan) alamiah dari lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik,” tercatat pada situs Vokasi UI Go Green.
Selain itu juga minimnya ruang terbuka hijau juga menjadi faktor yang menyebabkan air tanah kurang dapat terserap secara optimal sehingga banjir mudah terjadi.
Di sisi lain, kebiasaan membuang sampah pada saluran air dan enggan memperhatikan lingkungan juga menjadi faktor terjadinya banjir.
Pihak pemerintah Jakarta juga tidak absen dalam upaya mengatasi bencana ini.
Upaya untuk mengatasi banjir, di antara lain, pembuatan sistem pengendalian banjir, dan penggunaan pompa air untuk menyedot air yang menggenang. Serta dengan, penggunaan alat berat sebagai langkah mitigasi bencana ini.
Selain itu, penggalian lumpur pada siang, waduh serta empang dapat mengoptimalkan fungsi pengendalian banjir saat terjadi hujan deras. (gem/fau)