Sementara guna menggiatkan pentingnya menjaga kesehatan masyarakat sebagai konsep kesehatan yang benar, maka langkah promotif kesehatan ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Tujuannya adalah menyasar kepada masyarakat Indonesia, utamanya anak usia muda.
Menkes menjelaskan bahwa saat ini sebanyak 60 kurikulum Kesehatan telah ada dan masuk ke dalam pendidikan jenjang PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Ia juga mengatakan bahwa upaya perkenalan edukasi promosi kesehatan harus dilakukan sedini mungkin.
Rencananya, 60 kurikulum akan dilakukan penyempurnaan agar bisa masuk ke dalam kurikulum resmi mulai tahun 2024 mendatang. Kurikulum-kurikulum tersebut akan banyak memberikan edukasi terkait informasi penyakit dan upaya pencegahannya.
Lebih lanjut, Menkes mengatakan upaya promosi kesehatan harus dilakukan secara serentak dengan inklusif.
Melalui cara inklusif, maka anak-anak sekolah akan turut diajak dan diikutsertakan dalam lingkungan melalui pendekatan yang dapat membangun dan mengembangkan lingkungan lebih terbuka.
“Yang namanya promosi kesehatan itu sifatnya inklusif bukan eksklusif harus dilakukan jadi gerakan,” kata Budi. (rnh/ads)