Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Mesir Berupaya Jadi Penengah, Israel dan Hamas Justru Pertegas Tuntutannya

Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang kedatangannya di Mesir dinilai sebagai tanda positif kemungkinan gencatan senjata. (Foto: Dalati Nohra/AP)

Biden Buka Suara

Kini, setelah berusia lebih dari 10 minggu, Israel melancarkan kampanyenya di Jalur Gaza dengan tujuan memusnahkan Hamas. Setelah para pejuangnya menyerbu Israel pada 7 Oktober lalu.

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 20 Desember 2023. (Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Mereka menyandera sekitar 240 orang dan membunuh 1.200 orang, menurut Israel.

Sejak itu, Israel melancarkan serangan darat dan udara besar-besaran di wilayah kantong pantai tersebut. 

Hampir 20.000 kematian telah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Gaza, dan beberapa ribu lainnya diyakini terjebak di bawah reruntuhan.

Kelompok-kelompok bantuan internasional pun mengatakan 2,3 juta penduduk Gaza berada di ambang bencana akibat kehancuran besar-besaran.

Alhasil, 90 persen dari mereka meninggalkan rumah serta menyebabkan banyak orang kekurangan gizi dan sangat kekurangan air bersih, bahkan perawatan medis.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada hari Rabu mengatakan ia tidak memperkirakan kesepakatan pembebasan sandera Israel-Hamas yang kedua akan segera tercapai.

“Kami terus berupaya,” ujarnya.

Kunjungan Haniyeh ke Mesir juga merupakan intervensi pribadi yang jarang terjadi dalam diplomasi, sesuatu yang ia lakukan di masa lalu hanya ketika kemajuan terlihat.

Ia terakhir kali melakukan perjalanan ke Mesir pada awal November sebelum pengumuman satu-satunya gencatan senjata dalam perang Gaza sejauh ini. Mengalami jeda selama seminggu yang menyebabkan pembebasan sekitar 110 sandera Hamas.

Namun, Israel mau melakukan gencatan senjata jika pihaknya berhasil mengalahkan Hamas.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengulangi pada hari Rabu bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas dibasmi, semua sandera dibebaskan dan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

“Siapapun yang mengira kami akan berhenti, berarti mereka tidak memahami kenyataan. Semua teroris Hamas, dari awal hingga akhir, adalah orang mati yang berjalan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

AS, sekutu terdekat Israel, telah meningkatkan seruan dalam sepekan terakhir agar mereka mengurangi perang habis-habisan menjadi kampanye terfokus melawan para pemimpin Hamas.

Washington juga menyerukan penghentian pemboman tanpa pandang bulu yang menyebabkan banyak korban sipil. (spm/ads)