Penghentian Terhadap Beijing
Dalam perebutan wilayah yang terjadi di Laut China Selatan tentu tidak ada habisnya. Di mana negara Tiongkok melakukan klaim wilayah di beberapa negara ASEAN. Seperti Indonesia dan Filipina, memicu reaksi dari kedua negara tersebut atas klaim dari Tiongkok.
Adapun juga klaim dilakukan oleh Tiongkok yang menyebutkan, bahwa sebagian besar kawasan Laut China Selatan adalah milik mereka. Meskipun wilayah tersebut telah masuk atau telah di klaim wilayah negara lain.
Tiongkok yang berlandaskan situasi historis mereka atau yang lebih dikenal sebagai peta 9 garis putus-putus milik Tiongkok, sebagai dasar klaim mereka terhadap daerah-daerah di Laut China Selatan.
Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya latihan militer ASEAN dikeluarkan setelah munculnya peringatan dari Washington kepada Beijing. Dalam rangka untuk berhenti melakukan aksi provokasi negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping.
Diketahui, bahwa kapal dan pilot China seringkali ditemui melakukan penyusupan ke wilayah Filipina. Tidak hanya itu wilayah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat Latihan militer ASEAN, yakni Natuna Utara di Indonesia juga seringkali dimasuki oleh Kapal China yang memicu protes di Jakarta.
Beijing yang tetap menekankan mereka sebut sebagai “hak sejarah” itu pun mendapatkan perlawanan balik dari negara-negara ASEAN yang wilayahnya diklaim oleh Tiongkok. Demi menjaga perairan mereka dan kedaulatan negara.
Disisi lain, ketika berkonfrontasi dengan masalah geopolitik kawasan, ASEAN kerap kali mendapatkan kritik tentang aksi organisasi kawasan tersebut yang cenderung tidak maksimal.
Dimana prinsip piagam konsensus dan non-interferensi milik ASEAN telah melumpuhkan kemampuannya untuk mengambil tindakan. (ben/ads)