ANDALPOST.COM – Militer Israel telah menembak pemuda Palestina hingga meninggal dunia saat melakukan penyerangan di kota Nablus,Tepi Barat pada Kamis, (15/6/2023).
Setelah melakukan identifikasi oleh tim medis, pemuda tersebut dikenali sebagai Khalil Yehya Anees berusia 20 tahun.
Menurut laporan, militer Israel telah menembak Anees tepat di kepala.
Setelah insiden itu, Anees sempat dilarikan ke rumah sakit terlebih dahulu. Namun sesampainya di rumah sakit, ia dinyatakan meninggal dunia.
Menurut laporan media setempat, penyerangan yang dilakukan pada hari Kamis kemarin tidak hanya menewaskan satu pemuda Palestina. Namun juga telah melukai dua pemuda lainnya.
Kedua korban yang terluka disebabkan oleh penyerangan militer Israel pada malam hari di kota Nablus, bagian Utara Tepi Barat.
Salah satu dari kedua korban tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah militer Israel menembaknya di kepala. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit di kota Nablus.
Namun, insiden meninggalnya dua pemuda Palestina pada Kamis kemarin tidak menghentikan militer Israel dalam melakukan penyerangan di Tepi Barat.
Pasukan tersebut terus melakukan pendudukan dan penyerangan di kota Nablus hingga lebih dari 300 warga sipil terluka.
Selain itu, pasukan Israel juga meledakkan salah satu rumah warga dalam serangan besar-besaran tersebut.
Hal ini lantaran pasukan Israel menuduh pemilik rumah tersebut sebagai seorang pembunuh tentara Israel pada bulan Oktober 2022.
Kesaksian Penduduk Nablus
Melalui seorang warga sipil yang tinggal di sebelah rumah yang diledakkan, Waleed al-Ahmad mengatakan bahwa ia sedang tertidur ketika mendengar kendaraan militer tiba di daerah Nablus.
Ia juga mengatakan bahwa kedua anaknya mulai menangis disusul dengan suara bom dan peluru yang sangat keras.
“Dua gadis kecil saya mulai menangis, saya membawa keluarga saya ke kamar yang paling jauh dari jalan untuk menjaga mereka dari bahaya, tetapi suara bom dan peluru sangat keras dan saya tidak bisa membuat anak saya berhenti menangis,” ucap Waleed al-Ahmad kepada awak media.
Sesaat ketika militer Israel melakukan penyerangan di kota Nablus, pria berusia 33 tahun itu menyadari bahwa ayah, ibu, dan dua saudara perempuannya tinggal di lingkungan yang sama.
Ia mengatakan bahwa keluarganya, termasuk kedua anaknya menderita sesak napas lantaran gas air mata dari pasukan Israel yang mereka hirup.
“Saya merasa sangat takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya mencoba untuk menemui orang tua saya, tetapi tentara mencegah saya,” ungkap al-Ahmad.
Korban di Nablus
Berdasarkan data dari The Palestinian Red Crescent Society (PRCS) mengatakan bahwa setidaknya 337 orang terluka. Pihak PRCS juga mengatakan empat diantaranya adalah anak-anak yang terluka akibat dari peluru pasukan Israel dan menghirup gas air mata.
Akibat dari insiden tersebut, setidaknya dua orang mengalami luka serius.
Israel telah menghancurkan rumah warga Palestina yang melakukan serangan terhadap pemukim Israel. Tindakan ini dikutuk oleh kelompok hak asasi manusia sebagai bentuk pelanggaran hukum.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.