Meskipun kerugian yang ditimbulkan sangat besar, tujuan operasi militer tersebut adalah penghancuran total infrastruktur Hamas di Gaza, kata ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Yuli Edelstein dalam sebuah wawancara.
Kerusakan
Setelah jeda permusuhan selama seminggu pada bulan November, lebih dari tiga perempat warga Israel mengatakan serangan harus dilanjutkan.
Media Israel yang memberitakan perang ini tidak terlalu fokus pada korban sipil di Gaza dibandingkan pemberitaan internasional.
Hermann mengatakan bahwa walaupun pandangan mengenai korban warga Palestina berbeda-beda tergantung pada kecenderungan politik Israel, beberapa orang merasa kematian tersebut adalah harga yang dapat diterima untuk dibayar demi keamanan di masa depan.
“Ada rasa balas dendam pertama, terutama di kalangan sayap kanan, dan di kalangan kiri dan tengah mereka melihatnya seperti yang saya katakan sebagai hal sekunder setelah pencapaian perang, hal ini dianggap sebagai kerusakan tambahan,” imbuhnya,
Hanya 10 persen warga Israel yang menganggap tentara menggunakan terlalu banyak senjata, menurut jajak pendapat Universitas Tel Aviv.
Adam Saville, warga Yerusalem, yang bekerja di sebuah lembaga akademik nirlaba, mengatakan Israel melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk menghindari pembunuhan warga non-kombatan.
“Mengerikan. Sangat mengerikan bahwa ada begitu banyak korban sipil, katanya. Tapi ini adalah perang, dan itulah yang terjadi dalam perang,” terangnya. (spm/ads)