ANDALPOST.COM – Pada minggu, (6/8/2023), masyarakat Thailand tepatnya di Provinsi Chonburi memulai penanaman padi sembari menjalankan tradisi yang sudah hadir dari tahun 1800-an.
Tradisi tersebut adalah balapan kerbau yang sudah menjadi sbuah tradisi turun-temurun dari nenek moyang mereka ketika akan melakukan penanaman.
Dikatakan bahwa pelaksanaan tradisi tersebut di Provinsi Chonburi dilakukan untuk mempertahankan adat istiadat mereka.
Yang dimana, ditengah era modern yang semakin gencar berkembang, mempertahankan tradisi adalah salah satu hal yang wajib untuk dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat contohnya seperti balapan kerbau ini.
Balapan Kerbau 2023
Diketahui bahwa, balapan kerbau yang dilakukan untuk menyambut musim tanam ini, diikuti oleh kurang lebih 60 kerbau. Dimana, kerbau tersebut akan melaju dalam balapan di petak sawah masyarakat.
Dalam erlombaan balap nantinya, para kerbau akan melakukan balapan dengan panjang lintasan sejauh 200 meter. Lokasi balapan ini akan diadakan di sub-distrik Napa di provinsi Chonburi, sekitar 80 kilometer (50 mil) tenggara ibu kota Bangkok.
Turut hadir pula dalam perlombaan tersebut Walikota Napa, Samart Suksawang yang menjelaskan proses rangkaian tradisi dalam balapan yang akan berlangsung.
Samart mengatakan bahwa ini menjadi bagian penghormatan atas kerbau yang telah membantu masyarakat dalam melakukan proses menanam nantinya.
“Tujuannya untuk melestarikan tradisi budaya. Agar generasi muda mengerti bahwa kita sudah lama mempraktekkan budidaya padi dengan bantuan kerbau di masyarakat lokal kita,” ujar Samart.
Hal tersebut bukan karena tanpa alasan, melainkan karena masyarakat Thailand perlu menyadari bagaimana sebagian besar orang di era modern cenderung melakukan adaptasi dengan berbagai teknologi seperti traktor untuk membantu mereka melakukan proses bertani.
Akan tetapi melalui acara ini, diharapkan bahwa masyarakat tidak akan melupakan adat istiadat dalam sejarah bantuan kerbau untuk kesuksesan penanaman yang pernah dilakukan.
Proses Balap Kerbau
Berlangsungnya lomba balapan kerbau pun berjalan dengan proses yang cukup unik dan erat akan nilai tradisional.
Yang dimana, ketika perlombaan sedang berlangsung, setiap orang akan berada di belakang kerbau mereka untuk berdiri pada alat yang mereka buat sebagai tumpuan dalam proses balapan.
Para kerbau akan diikat dibagian leher dan tali pengikat tersebut akan menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengendarai kerbau. Dengan begitu, para penunggang akan lebih mudah untuk melakukan kontrol selama balapan berlangsung.
Agar setiap kerbau yang berpartisipasi dalam lomba tersebut dapat melaju dalam lintasan berlumpur ini, setiap pengendara masing-masing memegang cambuk yang akan menggerakan para kerbau.
Sambil menunggu proses lomba balapan, para pengendara akan memercikan air genangan yang ada di lintasan kepada kerbau yang mereka kendarai.
Hal tersebut dilakukan agar para kerbau tidak merasa kepanasan dan juga agar mereka dapat menghilangkan rasa lelah mereka.
Dijelaskan juga bahwa perlombaan ini akan berlangsung dalam cuaca kering yang panas. Perkiraan curah hujan pada masa ini diperkirakan hanya 5% untuk monsun Juli-Oktober, menurut Departemen Meteorologi negara itu.
Perlombaan tersebut berlangsung sangat meriah. Para penonton yang hadir bisa menikmati proses rangkaian pelestarian adat masyarakat Thailand melalui balapan kerbau tersebut. (ben/rge)