Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Natal di Amerika Diwarnai Bom Siklon, Sebabkan Cuaca Dingin Ekstrem

Natal di Amerika Diwarnai Bom Siklon, Sebabkan Cuaca Dingin Ekstrem. (Design by @jauhras)

ANDALPOST.COM – Menjelang libur Natal, bom siklon atau “bomb cyclone” tengah melanda musim dingin di Amerika Serikat (AS), Jumat (23/12/2022).

Salju tebal hingga badai menerpa kawasan Midwest, sehingga muncul peringatan cuaca esktrem yang membingungkan rencana perjalanan bagi jutaan orang AS.

Menuju akhir pekan liburan Natal, badai yang terjadi diperkirakan akan semakin berkembang.

Selain itu, bom siklon juga identik dengan salju tebal yang membutakan penglihatan dari wilayah Dataran Utara dan Danau Besar ke Lembah Mississippi bagian atas dan New York bagian barat.

Puluhan juta orang berada di bawah peringatan badai musim dingin, dengan ahli meteorologi mengatakan di tempat-tempat tertentu dapat terasa sangat dingin. Sehingga, siapa pun yang berkeliaran di luar berisiko mengalami radang dingin dalam beberapa menit.

“Ini tidak seperti hari bersalju saat Anda masih kecil,” kata Presiden Joe Biden, “ini adalah hal yang serius,” tambahnya.

Musim dingin yang dipenuhi salju tebal tersebut juga diperparah dengan angin kencang dan diperkirakan akan meluas ke selatan hingga perbatasan AS-Meksiko.

Bom Siklon

Pada Kamis (22/12/2022) malam, sebagian besar dari 48 negara bagian yang berdekatan, dari Washington hingga Florida, berada di bawah peringatan cuaca dingin ekstrim. Mulai dari angin dingin, badai salju, dan lainnya yang memengaruhi lebih dari 200 juta orang.

Sekitar 60 persen populasi AS akan merasakan dampak dari cuaca ekstrim ini. Hal ini dilaporkan oleh data dari National Weather Service (NWS) milik Amerika.

“Ini menjadi salah satu peringatan musim dingin terbesar yang pernah ada,” kata badan tersebut.

Peramal AccuWeather pun mengatakan bahwa badai bisa saja berubah menjadi bom siklon melalui proses yang dikenal sebagai “bombogenesis”. Hal ini dapat terjadi karena tekanan barometrik turun dan massa udara dingin bertabrakan dengan massa udara hangat.

Siklus itu dapat melepaskan hujan salju setengah inci (1,25 cm) per jam yang didorong oleh angin kencang. Akibatnya, jarak pandang akan terganggu hingga mendekati nol.

Dikombinasikan dengan cuaca dingin Arktik, faktor angin dingin serendah 40 derajat di bawah nol Fahrenheit (minus 40 Celcius) diperkirakan terjadi di Dataran Tinggi, Pegunungan Rocky utara, dan Great Basin.

Jika tidak memiliki perlindungan yang cukup, maka dapat terserang radang dingin akibat siklus tersebut.

Selain itu, angin kencang, salju tebal dan es, serta tekanan permintaan energi yang lebih tinggi dari biasanya telah menyebabkan hampir satu juta orang di seluruh AS tanpa listrik pada Jumat (23/12/2022) pagi.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.